Harga Daging Diperkirakan Tak Melonjak
KEJAKSAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon optimis harga sejumlah kebutuhan pokok bisa terkendali. Pasalnya, Juli 2016 inflasi Kota Cirebon sebesar 0,24 persen merupakan terendah se-Jawa.
Bahkan, angka itu lebih rendah dari perkiraan awal KPw BICirebon yakni 0,70 persen. Kepala KPw BI Cirebon, Abdul Majid Ikram menyebut, meski terbilang aman, tetap akan melakukan pemantauan harga untuk komoditas tertentu yang andil inflasi terbesar.
“Pasalnya, di tahun ini Kota Cirebon akan menghadapi momen besar yang berpotensi picu inflasi. Kami optimis inflasi di Kota Cirebon itu masih dalam range proyeksi kami. Kami akan coba monitor tekanan harga terutama di akhir tahun. Beberapa yang paling dominan dari kelompok makanan, karena ini bisa kita intervensi ketersediannya,” ungkap pria yang akrab disapa Majid ini kepada Rakcer, kemarin.
Dijelaskanya, laju inflasi di suatu daerah, termasuk Kota Cirebon, berbading lurus dengan kondisi ekonominya. Saat ini, dengan kondisi ekonomi mulai baik, inflasi Kota Cirebon terbilang aman.
“Memang sulit karena one to one inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. Kalau pertumbuhah ekonomi tinggi biasanya diikuti inflasi juga. Tapi kalau sekarang pertumbuhan ekonomi hanya 5,1 persen. Kita jaga inflasinya jangan sampai 1 persen,” katanya.
Menurutnya, menghadapi Idul Adha yang jatuh September nanti, KPw BI memprediksi tidak ada lonjakan harga yang berarti pada jenis daging. Meski biasanya komoditas ini termasuk volatile food dengan harga relative tinggi.
“Idul Adha, harga daging di pasaran akan turun. Artinya ketimbang beli di pasaran, daging kambing dan sapi banyak beredar. Daripada beli mending nyate sendiri,” ujar Majid.
Meski begitu, Majid menyebut di Kota Cirebon harga tinggi masih akan terus terjadi pada komoditas tertentu yang mengalami kelangkaan pasokan. Terutama, untuk jenis bahan makanan pokok.
Dia menilai perlu adanya regulasi yang mengatur kebijakan keluar masuknya komoditas tersebut.
“Sayangnya di kita inikan dekat dengan Indramayu, beras kenapa mahal karena nggak langsung ke Cirebon. Malah ke Jakarta terlebih dahulu, baru balik lagi ke Cirebon. Itu kan makan banyak biaya. Makanya kita coba usulkan padi itu langsung diserap Cirebon,” tegasnya.
Sementara itu, meskipun Idul Adha 1437 Hijriah masih dua pekan mendatang, namun harga sapi dan kambing di Kabupaten Majalengka, mulai melambung tinggi. Kenaikan harga hewan kurban itu mencapai Rp2 juta per ekor.
\"Harga jual untuk hewan kurban sejak 3 hari lalu sudah mulai merangkak naik. Jika untuk sapi kurban sebelumnya dijual oleh peternak mulai Rp15 juta hingga Rp20 juta. Kini sudah mulai naik sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta per ekor,\" kata Suwardi, 51, pedagang hewan kurban kepada Rakyat Majalengka di pasar Kadipaten, Senin (22/8).
Sementara harga kambing dan domba, kata Suwardi, naik sebesar Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Harga kambing dan domba saat ini dipatok Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.
Hal senada juga diungkapkan Ridho, 48, warga Kecamatan Kadipaten. Menurut dia harga hewan kurban itu akan semakin tinggi beberapa hari sebelum Idul Adha. Meski demikian, kenaikan harga daging kurban ini tak membuat sepi pembeli.
\"Kenaikan harga tidak dapat dihindarkan. Meski kenaikan harga saat ini masih wajar, namun kenaikan akan terus terjadi hingga hari-hari menjelang Lebaran Haji nanti,\" kata Ridho.
Ridho mengaku, sudah menambah pasokan hewan kurban jelang Idul Adha.
Biasanya pedagang hewan ternak itu menampung 20 ekor sapi, 50 ekor kambing, dan 100 ekor domba.
\"Untuk menjaga stamina dan kesehatan ternak, terlebih pada musim kemarau ini, setiap tiga hari sekali ternak diberi jamu dan asupan makanan yang cukup. Agar selalu sehat hingga musim Lebaran Haji mendatang,\" katanya.(wan/hsn)
Sumber: