Pedagang Bima Siapkan Siteplan

Pedagang Bima Siapkan Siteplan

Untuk Penataan di Lahan Relokasi, Pemkot Didesak Segera Turun Tangan

KESAMBI – Meski Pemerintah Kota Cirebon tak mengabulkan permintaan kompensasi, namun puluhan pedagang di kompleks olahraga Bima tak berkecil hati.
\"lahan
Dewan tinjau lahan relokasi pedagang bima. Foto: Fajri/Rakyat Cirebon

Mereka secara sukarela membongkar bangunan yang sudah bertahun-tahun dijadikan ladang pencarian nafkahnya.

Bahkan, di saat Pemkot Cirebon belum mempersiapkan lahan relokasi yang sudah diproyeksikan, para pedagang justru sudah membuat siteplan kantung Pedang Kaki Lima (PKL) di lahan yang berada sebelah selatan padepokan Merpati Putih. “Kita sudah bikin siteplan,” ungkap Koordinator Pedagang Bima, Bambang Prawoto, ditemui saat meninjau lahan yang rencananya diperuntukan bagi relokasi pedagang, kemarin.

Ia menjelaskan, di lahan sekitar 6.000 m2 persegi itu diproyeksikan bisa menampung sedikitnya 80 pedagang dengan ukuran lapak setiap pedagang 4x6 meter.

Di sana juga, rencananya akan dibangun panggung budaya dengan ukuran diperkirakan 6x8 meter.

“Di lokasi ini kita inginkan jadi sentra kuliner yang juga ada panggung untuk pertunjukan kesenian local Cirebon, sehingga bisa menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke sini nantinya,” jelas dia.

Untuk pembiayaan pembangunan kantung PKL itu, kata Bambang, pihaknya belum mendapatkan kejelasan dari Pemkot Cirebon. Namun demikian, para pedagang komitmen untuk membangun dengan biaya ditanggung bersama.

“Dananya bisa patungan pedagang. Kalau kurang kita upayakan mencari sumber dana lain. Karena sampai hari ini (kemarin, red) dari pemkot belum ada kejelasan. Intinya, kita ingin membangun kantung PKL ini dari kita untuk kita,” ujarnya.

Pihaknya mengaku tetap berharap pemkot bisa mengalokasikan anggaran di APBD untuk membangun kantung PKL yang representatif di kompleks olahraga Bima.

“Kita belum tahu pemkot mau bantu seperti apa. Tapi kita sih berharap ada bantuan,” kata dia.

Menanggapi rencana pemkot menyediakan puluhan tenda untuk berjualan di lahan itu, Bambang menilai, langkah itu hanya bersifat sementara, dalam mempersiapkan diri menghadapi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XIX yang mana Bima akan menjadi venue untuk cabang olahraga air dan bulutangkis.

“Setelah PON juga harus dipikirkan akan bagaimana pedagang di sini,” katanya.

Terkait kondisi lahan relokasi yang hingga kemarin masih belum dipersiapkan, Bambang mengaku, pihaknya siap untuk menebang pohon-pohon yang ada di lahan tersebut.

“Di lahan ini masih banyak pohon. Makanya pohon ukuran kecil akan kita tebang, sedangkan pohon berukuran besar, mungkin dipertahankan agar tetap rindang. Tapi kita tetap menunggu sikap dari pemkot dulu, apakah dibolehkan atau tidak,” katanya.

Ditempat yang sama, Anggota Komisi C DPRD Kota Cirebon, Jafarudin mengaku, dirinya tak sengaja meninjau perkembangan pembongkaran warung-warung di kompleks olahraga Bima.

Ia mengaku sebelumnya hanya mengetahui persoalan itu dari ramainya pemberitaan di media massa.

“Sebetulnya saya ingin melihat venue PON, karena kebetulan lewat ke sini. Tapi ternyata, persoalan pedagang juga belum selesai. Setelah saya berbincang dengan perwakilan pedagang, ternyata mereka juga bingun soal lahan relokasi,” ungkap Jafarudin.

Politisi Partai Hanura itu juga menilai, pemkot belum mempersiapkan lahan relokasi yang representatif bagi pedagang. Untuk itu, ia mendesak agar pemkot segera menyiapkan lahan tersebut, agar sebelum PON digelar, pedagang sudah ditata di tempat baru.
“Saya kira sebelum PON dimulai harus sudah selesai. Pedagang harus sudah menempati lahan relokasi dan rapi,” katanya. (jri)

Sumber: