Jadi Korban Love Scamming Warga Jabar, WS Kirim Surat Terbuka untuk KDM
Korban Love Scamming warga Surabaya, WS mengirim surat terbuka untuk KDM agar membantu menyelesaikan masalahnya. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--
CIREBON - Hampir satu tahun menunggu, dan laporan polisi tak kunjung membuahkan hasil, seorang perempuan asal Surabaya berinisial WS (46) terus mencari keadilan.
WS pun berupaya menelusuri sendiri jejak pria yang diduga menipunya hingga Rp2,1 milyar, dan kali ini, WS mengirim surat terbuka untuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi
Ceritanya, WS ini menjadi korban love scamming dari seorang WNA yang ia kenal, dan setelah ditelusuri, ternyata WNA tersebut sudah menjadi WNI dan menikah dengan seorang perempuan warga Kecamatan Kedawung. Kasus yang menimpa WS ini bermula saat pada September 2024 lalu ia berkenalan dengan seorang pria yang mengaku WNA di Jakarta.
BACA JUGA:Wear OS vs watchOS: Pertarungan Fitur Jam Tangan Pintar di Tahun 2025
Pria tersebut mengaku bernama William Lebaux yang berkebangsaan Perancis, saat itu mengaku belum tahu banyak soal Indonesia, sehingga bertukar nomor kontak dan mulai menjalin komunikasi.
Setelah itu, mereka berkomunikasi, dan terhitung delapan kali bertemu langsung, sehingga WS begitu percaya kepada William.
William pun terus membuat WS percaya, sampai akhirnya, di Januari 2025, William meminta dipinjami uang sebesar 5 milyar.
BACA JUGA:DPRD Dorong Petani, Nelayan dan Pengemudi Ojek Dapatkan Jamsostek
Namun di bulan Januari, saking percayanya, WS baru bisa mengumpulkan 2,1 milyar, hasil dari menjual rumahnya sendiri, William memaksa untuk uang tersebut dibawa ke Jakarta.
WS pun kembali menuruti, ia bersama William berangkat dari Surabaya ke Jakarta dengan membawa uang 2,1 milyar yang sudah berbentuk dolar.
Di Jakarta, ternyata mereka dirampok, dan anehnya, setelah itu William pun ikut menghilang dengan para perampok.
BACA JUGA:Pleno, Momen Krusial untuk Islah dan Menata Kembali Bahtera Organisasi
"Saat itu, dua perampok berjaket Ojol, menodongkan pistol. Tapi mereka seperti sudah tahu di mobil ada koper, dan posisinya disimpan dimana," ungkap WS bercerita.
Setelah itu, tanggal 14 Januari 2025, WS melapor ke Polres Jakarta Pusat, dan sampai sekarang prosesnya masih belum menunjukkan hasil.
Sumber: