Potensi Garam Kabupaten Cirebon: “Mutiara” Pesisir yang Siap Dongkrak Ekonomi Daerah

Selasa 08-07-2025,17:23 WIB
Reporter : Zezen Zaenudin Ali
Editor : Rifki Nurcholis
Potensi Garam Kabupaten Cirebon: “Mutiara” Pesisir yang Siap Dongkrak Ekonomi Daerah

CIREBON,RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Kabupaten Cirebon memiliki potensi besar di sektor garam. Baik garam industri maupun garam kesehatan. Sayangnya, potensi tersebut belum digarap secara optimal. 

Padahal, di tengah kebutuhan nasional yang tinggi dan masih bergantung pada impor, produksi garam lokal bisa menjadi solusi strategi sekaligus penggerak perekonomian daerah.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cirebon, Dangi SSi MSn MT, mengungkapkan bahwa wilayah Utara dan Timur Kabupaten Cirebon menyimpan potensi besar untuk pengembangan sektor garam.

“Bermodal tekstur tanah yang baik, wilayah pesisir Cirebon memiliki potensi menjadi sentra produksi garam industri dan garam kesehatan. Ini bagian dari pembangunan ekonomi baru yang berkelanjutan,” ungkapnya, Senin (7/7).

Kang Dangi, sapaan akrabnya, telah menghitung potensi ekonomi dari sektor garam. Dari hitung-hitungan kasar, jika tersedia lahan garam seluas 600 hektare, dengan rata-rata produksi garam 30 ton per hektare per musim atau 60 ton per tahun, dan harga jual Rp 3.000 per kilogram, 

“Maka potensi omzet dari garam krosok bisa mencapai Rp 100 miliar per tahun. Itu baru dari garam krosok yang digunakan untuk industri,” jelas Dangi.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa nilai ekonomi akan jauh lebih tinggi jika garam diolah menjadi garam kesehatan atau garam konsumsi khusus. Misalnya, dari lahan seluas 100 hektar saja, jika menghasilkan 60 ton per hektar per tahun dengan harga jual Rp 15.000 per kilogram, total omzet bisa mencapai Rp 90 miliar.

Bappelitbangda Kabupaten Cirebon saat ini tengah menyusun strategi pengembangan sektor garam. Mencakup identifikasi dan optimalisasi potensi lahan. Kemudian peningkatan teknologi produksi garam.

Selain itu, penguatan kelembagaan petani garam. Fasilitasi sertifikasi dan standarisasi produksi, promosi dan kemitraan dengan industri hilir. Kemudian usulan pengembangan investasinya kata Kang Dangi, sudah ada di DPMPTSP.

“Kami ingin garam Cirebon tidak hanya menjadi bahan baku, tapi juga menjadi produk bernilai tambah tinggi. Garam kesehatan misalnya, memiliki pasar ekspor yang besar,” tambahnya.

Hingga kini, lanjut Kang Dangi, Indonesia masih mengimpor garam dalam jumlah besar setiap tahunnya. Terutama untuk kebutuhan industri pangan dan farmasi. Dengan mengembangkan produksi garam lokal, termasuk dari Cirebon, ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi.

“Cirebon bisa menjadi bagian dari solusi. Tidak hanya menopang kebutuhan nasional, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” tegas Dangi.

Potensi garam Kabupaten Cirebon merupakan peluang nyata untuk membangun perekonomian lokal secara berkelanjutan. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, kolaborasi dengan sektor swasta, dan pendampingan kepada petani garam, harapan menuju Cirebon yang maju dan sejahtera bukanlah angan belaka. (zen)

 

Kategori :