CIREBON – Partai Golkar menjadi yang pertama berani terbuka mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon mendatang. Tidak tanggung-tanggung, partai berlambang pohon beringin itu telah menetapkan lima kadernya untuk masuk dalam bursa calon walikota dan wakil walikota.
Curi start ala Partai Golkar ditandai dengan launching lima kadernya yang siap diusung menjadi cawalkot maupun cawawalkot mendatang. Mereka adalah Heri Hermawan, Effendi Edo SAP MSi, Agung Supirno SH, Ana Susanti SE dan Andrie Sulistio SE. Kelimanya selain berstatus sebagai kader, juga pengurus struktural di DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
“Untuk sementara ini kita tugaskan lima orang kader terbaik. Ini hasil dari musyawarah dan kesepakatan semua komponen di Partai Golkar. Sudah kita konsolidasikan juga dengan pengurus, sampai ke organisasi sayap partai,” ungkap Ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Lili Eliyah SH MM, di kantor partainya, Minggu (17/1).
Kendati sudah menyepakati menunjuk lima kader tersebut, sambung Lili, pihaknya akan tetap menggelar penjaringan bakal cawalkot dan cawawalkot nantinya. Artinya, tidak menutup kans bagi kader lain maupun figur dari eksternal untuk ikut dalam perburuan rekomendasi DPP Partai Golkar.
“Nanti akan dibuka pendaftaran. Silakan nanti berlomba untuk (berebut) rekomendasi. Tapi saya berharap yang direkomendasi DPP itu dari kader internal,” kata politisi perempuan yang tak lama lagi akan dilantik sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat itu.
Lili menjelaskan, kelimanya disepakati untuk masuk bursa dilandasi oleh pertimbangan prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Artinya, mereka sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan Partai Golkar. Makanya, Lili juga menegaskan, pihaknya tidak akan segan memecat kader yang terbukti berkhianat terhadap partai pada Pilwalkot Cirebon mendatang.
“Tidak ada yang mbalelo. Kalau ada kader atau bahkan anggota dewan yang berkhianat, maka akan dipecat. Partai Golkar menargetkan menang di pilwalkot. Kepada kelima orang ini, kita persilakan untuk turun ke masyarakat dan membangun komunikasi dengan partai lain dalam rangka menjajaki koalisi,” tuturnya.
Partai Golkar tidak bisa mengusung pasangan cawalkot dan cawawalkot sendiri hanya dengan modal tiga kursi di DPRD. Mereka harus berkoalisi dengan parpol lain untuk mencukupi syarat minimal tujuh kursi di DPRD atau 20 persen jumlah kursi di legislatif.
“Makanya kita akan terus membangun komunikasi dengan parpol lain,” kata Agung Supirno yang juga sekretaris DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
Ketua Fraksi Golkar di DPRD Kota Cirebon itu menegaskan, pihaknya tak ingin gagal lagi di Pilwalkot Cirebon mendatang. Kekalahan di 2018 lalu harus menjadi pelajaran berharga bagi semua komponen di Partai Golkar. “Seperti yang disampaikan bu Lili, bahwa kita ini targetnya menang,” kata dia. (jri)