RAKYATCIREBON.CO.ID - Sejumlah areal pertanian di beberapa wilayah terendam banjir akibat diguyur hujan selama beberapa hari ini.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, tanaman padi yang baru berumur sekitar 30 hari di Desa Gegesik Kulon seluas 38 hektare, serta di Desa Jagapura Kidul Blok Pamengkang seluas 10 hektare terendam banjir.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, H Ali Efendi menyatakan hujan yang turun terus menerus dalam beberapa hari terakhir ini. Mengakibatkan 48 hektare lahan pertanian di beberapa wilayah terendam air.
\"Saya sekarang sedang tugas di luar kota, tapi berdasarkan laporan kepala UPT ada 48 hektare areal pesawahan yang terendam banjir akibat hujan sejak Sabtu lalu,” kata Ali saat dikonfirmasi Rakcer, Rabu (7/2).
Masih disampaikan, kemarin air mulai surut diharapkan padi yang belum lama ditanam itu tidak mati membusuk akibat terendam.
“Informasinya air sudah mulai surut, kita juga gunakan pompa untuk membuang air ke saluran Situnggak dan Sigabus,” tuturnya.
Ia mengatakan, tanaman padi tidak akan mati bila hanya terendam selama 2-3 hari saja. Apalagi sebelumnya tanaman padi tersebut kekurangan air akibat hujan tidak turun. \"Tidak akan mati kalau hanya dua tiga hari saja,\" ucapnya.
Ali menjelaskan tanaman padi akan mati bila terendam lebih dari 3 hari. Itupun bila semua tanaman padi terendam.
\"Kalau masih ada yang tersisa pucuk daunnya saja padi tidak akan mati karena masih bisa bernafas. Tetapi kalau semua terendam padi usia berapa pun akan mati, termasuk padi yang sudah keluar bulirnya, \" jelasnya.
Selain ancaman bajir, kata Ali, di musim penghujan juga tanaman padi rawan penyakit seperti wereng coklat, dan pengerat batang. Akan tetapi disaat muncul hama tersebut petani harus langusng melakukan penyemprotan dengan festisida.
\"Ada beberapa wilayah yang terkategori rawan banjir seperti Susukan, Kapetakan, Suranenggala, Mundu, Pangenan, dan Gegesik, \" pungkasnya. (ari)