Fitur Game yang Harusnya Jadi Standar Industri Namun Masih Langka di Game Modern
Fitur Game yang Harusnya Jadi Standar Industri Namun Masih Langka di Game Modern. Foto ilustrasi: Pinterest/ Rakyatcirebon.disway.id--
RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Kita semua tahu bahwa industri video game hari ini punya teknologi yang luar biasa. Grafis sudah nyaris fotorealistik, dunia open-world semakin masif, dan frame rate sudah mencapai level yang fantastis. Tapi, di balik semua kemilau teknologi itu, ada beberapa fitur dasar yang, anehnya, masih sering dihilangkan atau diabaikan oleh para developer besar.
Ini bukan tentang teknologi baru. Ini tentang fitur kenyamanan (Quality of Life/QoL) yang seharusnya sudah jadi standar industri, namun keberadaannya masih terasa seperti bonus atau kemewahan. Kenapa fitur sesederhana ini masih langka? Mari kita bongkar.
BACA JUGA:Rekomendasi Game Premium Berbayar Terbaik yang Benar-Benar Worth It Sampai Rupiah Terakhir!
Fitur QoL yang Sudah Seharusnya Jadi Kewajiban
Ada beberapa fitur yang membuat pengalaman bermain jauh lebih mulus dan menghormati waktu pemain, namun seringkali hilang tanpa alasan yang jelas:
1. Cross-Progression
Anda beli game di PS5, lalu suatu saat beli versi PC-nya untuk main sambil rebahan. Logikanya, semua progress, save data, dan item yang sudah Anda kumpulkan harusnya ikut pindah, kan?
Nyatanya, fitur cross-progression (berbeda dengan cross-play) masih langka. Beberapa game live service besar sudah menerapkannya (seperti Fortnite atau Destiny 2), tapi banyak judul besar lainnya, terutama single player, sering membuat pemain harus mengulang dari awal di platform baru. Ini terasa tidak masuk akal di era konektivitas cloud saat ini.
2. Pengaturan HUD/UI Fleksibel
Interface pengguna (HUD/UI) adalah mata dan navigasi pemain. Kita semua punya toleransi yang berbeda terhadap informasi yang ditampilkan di layar. Seorang pemain kasual mungkin butuh banyak petunjuk, speedrunner mungkin ingin layar bersih total.
Fitur pengaturan HUD yang detail (bisa mematikan mini-map, indikator damage, atau ikon quest secara individual) seharusnya wajib. Ketika developer memaksa kita melihat tumpukan ikon yang mengganggu imersi, itu terasa seperti desain yang malas.
3. New Game Plus yang Bermakna
Untuk game single player dengan cerita yang kuat, New Game Plus (NG+) adalah fitur yang seharusnya menjadi penutup yang sempurna.
NG+ yang ideal tidak hanya mengizinkan kita membawa semua skill dan senjata (sehingga gameplay terasa overpowered), tetapi juga menambahkan elemen baru yang menyegarkan, seperti musuh dengan penempatan baru, item unik yang hanya muncul di NG+, atau bahkan sedikit variasi dialog untuk memotivasi kita mengulang cerita yang sudah kita hafal. Sayangnya, banyak NG+ modern hanya terasa seperti reset yang hambar.
BACA JUGA:Lupakan Buku Teks! Inilah 5 Game yang Bikin Kita Fasih Bahasa Asing Secara Natural
4. In-Game Glossary atau Encyclopedia
Di game RPG, fantasi, atau sci-fi dengan lore yang padat, pasti ada lusinan karakter, ras, istilah unik, dan kronologi.
In-Game Encyclopedia atau Glossary adalah fitur yang vital. Kita tidak seharusnya dipaksa keluar dari game dan mencari di Wiki hanya untuk mengingat siapa itu "Countess Lyra" atau apa arti istilah "Aetherium Shard". Menyediakan ringkasan plot dan karakter di dalam game adalah bentuk penghormatan terhadap dunia yang telah dibangun oleh developer itu sendiri.
Jadi, Kenapa Fitur QoL Ini Masih Sering Hilang?
Sikap pelit terhadap fitur QoL ini seringkali berakar pada realitas pengembangan modern:
- Batas Waktu (Time Crunch): Prioritas utama developer adalah memastikan game bisa dirilis tepat waktu. Fitur QoL seringkali menjadi item pertama yang dipotong dari daftar prioritas (cut list) karena dianggap "tidak memengaruhi inti gameplay."
- Fokus pada Konten Marketing: Waktu dan sumber daya lebih banyak dialokasikan untuk membuat dunia lebih besar (yang bagus untuk trailer) daripada membuat menu dan pengaturan yang lebih user-friendly (yang kurang menarik untuk marketing).
- Masalah Integrasi Legacy: Khusus untuk cross-progression, ini seringkali melibatkan negosiasi yang rumit dengan penyedia platform (Sony, Microsoft, Steam) dan integrasi sistem database lama yang rumit. Alih-alih repot, banyak yang memilih mengabaikannya.
- Desain "Gaya Lama": Beberapa developer mungkin masih terikat pada filosofi desain lama yang meyakini pemain harus "menderita" atau menghabiskan waktu lebih lama, bahkan dalam hal mencari tahu informasi.
Sumber: