Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah, Warga Kesunean Heran, Daerah Sebelah Koq Tidak Kena

Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah, Warga Kesunean Heran, Daerah Sebelah Koq Tidak Kena

BANJIR ROB. Ada tiga RW di Kampung Kesunean terdampak banjir rob, Senin. Warga meminta segera ada penyelesaian dari pemerintah karena rob terjadi setiap tahun. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Banjir rob kembali terjadi di wilayah pesisir Kota Cirebon, tepatnya di tiga RW di Kampung Kesunean. Mulai dari RW 07 Kesunean Utara, RW 08 Kesunean Tengah, serta RW 09 Kesunean Selatan, Kelurahan Kasepuhan, Senin (23/5).

Salah satu warga di RW 07 Kesunean Utara, Enggun mengatakan, air laut mulai memasuki kawasan permukiman warga sekitar pukul 15.00 WIB. Menjelang malam, air mulai merendam ratusan rumah warga di wilayah Kesunean.

"Banjir rob mulai masuk sekitar pukul 14.30. Biasanya bisa terus terjadi sampai malam (Senin malam, red)," ungkap Enggun.

Menurutnya, selama 20 tahun tinggal di wilayah Kesunean, baru kemarin banjir rob begitu tinggi. Padahal biasanya banjir tak pernah masuk hingga ke rumah warga.

Belum lagi, yang mengherankan, meskipun wilayahnya bersebelahan, kampung Cangkol yang ada di utara dari Kesunean tidak terdampak banjir.

Oleh karena itu, ia menduga banjir rob yang besar kemarin diakibatkan oleh jebolnya tanggul di dekat rumah warga di dekat bibir pantai. Terlebih, di sana tidak ada pintu air.

"Warga berharap peristiwa ini dapat segera ditangani pemerintah. Warga di sini hampir setiap tahun mengalami banjir rob," harap Enggun.

Sementara itu, Ketua RW 09 Kesunean Selatan, Pepep Nurhadi mengatakan, fenomena banjir rob memang sudah menjadi fenomena rutin yang terjadi setiap tahun dan melanda wilayah Kesunean. Terlebih, wilayah RW 09 Kesunean Utara yang di bagian Selatan wilayahnya berbatasan langsung dengan muara Sungai Kriyan.

"Sudah biasa sebetulnya. Jadi warga di sini sudah tidak kaget lagi kalau banjir begini," ungkapnya.

Dijelaskan Pepep, setiap tahun, banjir rob bisa terjadi, paling lama sampai satu bulan. Dan minimalnya terjadi dalam waktu dua minggu. Di antara waktu tersebut, satu atau dua hari banjir rob akan mencapai puncaknya. Dan ketinggian air bisa mencapai lutut orang dewasa saat puncak, terlebih di wilayah bibir pantai.

"Setiap tahun. Tahun kemarin mah lagi bulan puasa, pas sahur malah," jelas dia.

Untuk kejadian banjir rob ini, kata dia, masyarakat juga sudah mempelajarinya. Bahkan, sebetulnya warga sudah memiliki beberapa konsep antisipasi permanen agar banjir ini tidak terjadi.

Di antaranya, kata Pepep, khususnya di RW 09 Kesunean Selatan, banjir rob atau air laut ini masuk ke pemukiman warga melalui saluran air, yang tidak berfungsi maksimal. Sehingga malah membalikkan air laut ke daratan. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan dari sistem saluran air di wilayah Kesunean.

Kemudian, ditambahkan Pepep, perlu ada pintu air di setiap ujung saluran yang menuju laut. Sehingga saat musim seperti ini, pintu air ditutup agar air laut tidak naik ke daratan.

"Kita sudah punya solusi permanen. Sudah diajukan pula. Tapi saat kita ajukan melalui Kotaku, itu tidak bisa, karena lokasinya di pantai katanya. Harusnya di pantai dibangun semacam senderan, 20 atau 30 meter dari bibir pantai. Jadi harapan warga di sini, intinya ada solusi permanen agar banjir rob ini tidak terjadi," kata Pepep. (sep)

 

Sumber: