Fase Bulan Purnama Memicu Banjir Rob di Indramayu

Fase Bulan Purnama Memicu Banjir Rob di Indramayu

SIAGA. Banjir rob melanda pemukiman warga di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur. Banjir rob tak hanya berpotensi terjadi di pesisir Indramayu saja, juga di Cirebon. FOTO: TARDIARTO AZZA/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, INDRAMAYU–Pesisir Kabupaten Indramayu diterjang banjir rob akibat gelombang pasang air laut pada Senin (23/5) sore sampai malam.

Terhadap fenomena alam ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati mengimbau masyarakat pesisir agar waspada dan siaga hingga dua hari kedepan.

Keterangan yang dihimpun Rakyat Cirebon, banjir rob pada Senin (23/5) itu mulai terjadi sekitar pukul 18.15 WIB.

Dari sejumlah lokasi yang terdampak, diantaranya Blok Pangpang 1 dan Pangpang 2, Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur dengan ketinggian air sekitar 30 sentimeter.

Peristiwa tersebut juga menerjang pesisir Pantai Karangsong. Di wilayah ini air laut mengalami pasang diketahui sekitar pukul 15.00 WIB.

Gelombang pasangnya terbilang tinggi secara cepat menggenangi objek wisata di Pantai Karangsong. Juga jalan raya dan pemukiman warga.

“Banjir rob yang parah sebelumnya pernah terjadi pada 2018 dan 2020. Rob yang terjadi sekarang lebih parah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” sebut Direktur CV Pancora Jaya, Muhammad Royani, selaku pengelola obyek wisata Pantai Karangsong, Selasa (24/5).

Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn kepada awak media membenarkan tentang fenomena alam tersebut.

Menurutnya, gelombang tinggi air laut dan banjir rob yang melanda pesisir itu dipicu oleh fase bulan purnama yang bersamaan dengan kondisi perigee jarak terdekat bulan ke bumi.

“Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob tak hanya berpotensi terjadi di pesisir Indramayu saja, juga di Cirebon.

Bahkan, kata dia, banjir rob juga berpotensi terjadi di pesisir beberapa daerah lainnya di Indonesia.

Seperti, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua Barat (bagian utara) dan Papua (Merauke).

Akibat fenomena alam tersebut dapat berdampak pada terganggunya kegiatan masyarakat, terutama sektor perikanan tangkap, transportasi, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta bongkar muat kapal di pelabuhan.

“Kami menghimbau agar warga masyarakat selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut,” pungkasnya. (tar)

Sumber: