PMK Masuk, Peternak Butuh Bantuan Vitamin

PMK Masuk, Peternak Butuh Bantuan Vitamin

PERIKSA. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka gencar melakukan pemeriksaan peternakan terkait antisipasi penyebaran PMK.--

RAKYATCIREBON.IDMAJALENGKA - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Majalengka belum bisa memastikan adanya hewan di wilayahnya yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kepala DKP3 Majalengka, Iman Firmansyah mengaku pihaknya telah mengambil sampel sejumlah hewan ternak sapi untuk diperiksa ke laboratorium. Langkah ini untuk memastikan ada atau tidaknya hewan ternak di yang terjangkit wabah penyakit PMK.

“Kemarin sudah diambil sampelnya, sampai sekarang masih nunggu hasilnya, apakah terjangkit PMK atau tidak,” ujar Iman, Sabtu (28/5).

Meski sudah mengirimkan sampel ternak ke laboratorium Subang, Iman belum menjelaskan secara rinci dimana lokasi ternak yang diduga sudah terjangkit wabah tersebut. Namun diduga terjadi di salah satu peternakan sapi di wilayah Kelurahan Babakan Jawa Kecamatan Majalengka.

“Kami belum bisa memastikan apakah di kami (Majalengka, red) ada ternak yang terjangkit PMK. Takut salah kalau belum ada buktinya. Makanya sekarang masih menunggu hasil laboratorium,” ucapnya.

Menurut keterangan peternak sapi di Kelurahan Babakan Jawa, Rosyadi (52), enam sapi miliknya telah terjangkit wabah PMK. Hal itu diketahui setelah dokter hewan memeriksa ke enam sapinya sebanyak 3 kali. Dia menjelaskan, salah satu sapi yang datang 11 hari lalu awalnya sehat. Tapi hari kedua, tiba-tiba tidak mau makan. Pas diperiksa dokter hewan ternyata terjangkit PMK.

“Sekarang ada enam (sapi terjangkit PMK, red), tapi Alhamdulillah sudah mendingan. Awal-awal mah gak pada mau makan, tapi sekarang makannya sudah lahap dan sudah intens dikasih vitamin juga,” terang Rosyadi.

Dia juga sigap ketika diperintahkan untuk memisahkan sapi yang diindikasi menularkan PMK. “Nah saya sudah pisahkan. Ini juga Alhamdulillah sudah dalam proses penyembuhan,” jelas Rosyadi.

Dengan adanya kejadian ini, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) akhirnya ditemukan di salah satu peternakan warga di Kabupaten Majalengka. Kini sapi-sapi itu sedang dalam masa pemulihan, di mana sudah dalam seminggu terakhir ini enam sapi tersebut dalam penanganan dokter hewan secara intensif.

Rosyadi mengaku dari enam sapi yang terjangkit PMK itu beraeal dari satu sapi yang baru datang 11 hari lalu. Dimana pada hari kedua kedatangan sapi itu, terlihat ada indikasi berpenyakit.

“Jadi salah satu sapi saya yang datang 11 hari lalu itu awalnya sehat. Pas hari kedua, tiba-tiba gak mau makan. Pas diperiksa dokter hewan, ternyata terjangkit PMK,” ujar Rosyadi.

Penyakit mulut dan kuku yang diderita salah satu sapi itu, jelas dia, akhirnya menular ke lima sapi lain miliknya. Sehingga kini totalnya ada enam sapi yang dipastikan terjangkit PMK.

“Ya sekarang ada 6, tapi Alhamdulillah sekarang sudah mendingan. Awal-awal mah gak pada mau makan, tapi sekarang makannya sudah lahap, sudah intens dikasih vitamin juga,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, salah satu tanda fisik yang diderita sapi akibat terjangkit PMK, yakni kakinya yang terdapat sejumlah luka. Selain itu, sapi-sapi tersebut juga terus mengeluarkan air liur dalam jumlah banyak.

“Sudah 3 kali diperiksa sama dokter hewan. Katanya sapi yang nularin PMK itu harus dipisahkan, nah saya sudah pisahkan. Ini juga Alhamdulillah sudah dalam proses penyembuhan,” jelas dia.

Kini dirinya lebih sering membersihkan kandang sapi miliknya untuk mencegah penularan PMK yang lebih luas. Diketahui di dekat kandang sapi miliknya terdapat juga kandang sapi milik warga lainnya.

Peternak sapi di Kelurahan Babakan Jawa, Kecamatan Majalengka berharap pemerintah dapat memberikan subsidi vitamin atau obat-obatan buat hewan ternak milik mereka. Rosyadi kini sedang fokus pengobatan enam sapinya akibat terjangkit penyakit tersebut.

“Harapannya semoga ada perhatian lebih. Meski sudah diperiksa tiga kali oleh dokter hewan, tapi pemberian vitamin terbatas. Saya harus mengeluarkan dana lebih untuk membeli vitamin. Saya harap pemerintah memberikan subsidi vitamin atau obat-obatan,” ujar Rosyadi, Sabtu (28/5). (hsn)

 

 

 

 

Sumber: