Baru Setahun Diresmikan, Alun-alun Kejaksan Sudah Banyak Kerusakan

Baru Setahun Diresmikan, Alun-alun Kejaksan Sudah Banyak Kerusakan

RUSAK. Alun-alun Kejaksan rusak di beberapa bagian, termasuk permainan anak-anak. Pemkot sudah menganggarkan dana pemeliharaan sebanyak Rp200 juta. FOTO: ABDULLAH/RADAR CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Baru setahun diresmikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, tepatnya April 2021 lalu, sejumlah fasilitas Alun-alun Kejaksan rusak. Kondisinya sangat memprihatinkaan. Bata merah banyak yang terkelupas dan patah. Begitu juga area bermain anak-anak di Alun-alun Kejaksan kondisinya rusak dan sudah tidak layak.

Jembatan dari tali putus dan tidak bisa digunakan untuk bermain. Tidak hanya itu, bagian perpustakaan atapnya jebol dan sudah tidak ada lagi buku di dalamya. Kalaupun ada perbaikan, baru di bagian sentra UMKM dan telah ditangani oleh Pemerintah Kota Cirebon.

Asisten Administrasi Umum, Arif Kurniawan ST mengungkapkan, Alun alun Kejaksaan pengelolaanya langsung di bawah Bagian Umum Setda Kota Cirebon. Arif tidak menampik kondisi Alun-alun Kejaksan yang rusak di beberapa lokasi dan perlu mendapatkan perhartian serius.

Tidak hanya itu, tempat sampah yang sudah disediakan justru banyak yang hilang, padahal sudah ditempatkan di beberap titik. “Bank Indonesia memberikan tempat sampah untuk Alun-alun Kejaksan, ternyata sudah hilang dan banyak yang copot,” tutur Arif.

Menurut dia, ini membuktikan kesadaran masyarakat merawat tempat sampah masih rendah. Kondisi penerangan jalan di alun-alun, lampunya ada yang sudah mati bahkan ada lampunya yang hilang.

“Ini menjadi perhatian serius dari Pemerintah Daerah Kota Cirebon, karena barang-barang yang harusnya bisa dirawat, ternyata oleh masyarakat tidak bisa dijaga dengan baik,” tuturnya.

Bukan hanya itu, lampu tulisan Alun-alun Kejaksan juga ada yang pecah pada beberapa huruf. Karenanya, ke depan perlu ditunggikan sedikit dengan menambah batu bata di atasnya, karena kondisi saat ini terlalu ke bawah.

Sehingga oleh masyarakat terkadang ada yang usil ditendang dan tulisannya menjadi jebol. “Lampu tulisan Alun-alun Kejaksan kemungkinan ditinggikan dengan memasang batu-bata, karena kondisi sekarang terlalu pendek dan sering ditendang sehingga jebol,” kata Arif.

Kendati demikian, upaya pemeliharan Alun-alun Kejaksan juga tidak mudah. Untuk tahun ini, anggaran pemeliharaan hanya Rp200 juta.

Angka itu tentu saja dirasakan kecil jika dibandingkan untuk perbaikan alun-alun yang rusak. Arif juga menyinggung kondisi WC di alun-alun yang cepat penuh. Ternyata masalahnya ada pada septic tank yang harusnya ada saluran pengolahan tinja.

Sehingga, bisa mudah disedot ketika penuh, namun yang terjadi saluran pengolahannya tidak berfungsi dan itu menyebabnya WC cepat penuh. (abd)

Sumber: