Produksi Susu Cigugur Turun 10 Persen
PRODUKSI MENURUN. Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi perah yang menimpa sejumlah peternak di Kabupaten Kuningan berdampak pada menurunya produksi susu sapi dari Kecamatan Cigugur hingga 10 persen.--
RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi perah yang menimpa sejumlah peternak di Kabupaten Kuningan berdampak pada menurunya produksi susu sapi dari Kecamatan Cigugur hingga 10 persen.
Sekretaris Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nugraha Cigugur Junen mengatakan, produksi susu sapi dari peternak di Kecamatan Cigugur saat ini hanya berkisar 22 hingga 23 ton per hari. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari kondisi sebelum wabah PMK masuk ke Cigugur yang bisa mencapai 25 ton per hari.
"Penurunan produksi susu terjadi sejak dua pekan terakhir ini, saat wabah PMK masuk ke Blok Cigeureung. Dengan jumlah populasi sapi perah mencapai 7.000 ekor biasanya produksi susu bisa mencapai 25 ton per hari, kini turun hingga 10 persen menjadi 22 hingga 23 ton saja," ungkap Junen kepada awak media, kemarin.
Penurunan produksi susu tersebut, kata Junen, terbesar berasal dari para peternak dari Blok Cigeureung yang kini mengalami kasus PMK tertinggi hingga mencapai 241 ekor. Junen menambahkan, menurunnya kesehatan sapi perah akibat PMK berdampak pada berkurangnya produksi susu hingga 50 persen bahkan hingga tidak menghasilkan susu sama sekali.
"Saat kondisi sapi sehat, bisa menghasilkan susu hingga 15 liter per hari. Tapi kalau sudah kena PMK, sapi otomatis tidak nafsu makan yang berdampak pada produksi susu bisa turun hingga menjadi 5 liter saja atau bahkan tidak keluar susu sama sekali," ujarnya.
Mewakili para peternak sapi perah di Kecamatan Cigugur, Junen mengaku was-was dengan penyebaran PMK yang terus meluas. Dikabarkan, penyakit mulut dan kuku (PMK) kini sudah menjangkau beberapa ternak sapi perah daerah lain di Kecamatan Cigugur di antaranya Desa Cileuleuy, Puncak dan Cipari.
"Oleh karena itu, para peternak sekarang sudah mulai berjaga-jaga melakukan antisipasi agar ternak mereka tidak terpapar PMK. Caranya dengan gencar melakukan penyemprotan disinfektan kandang, pemberian obat anti biotik, vitamin dan makanan bernutrisi pada sapi hingga persiapan membangun posko darurat PMK untuk dilakukan lock down," ungkap Junen.
Junen dan para peternak lain berharap wabah PMK di Kecamatan Cigugur bisa segera teratasi sehingga produksi susu untuk memenuhi permintaan pabrik susu seperti Ultrajaya dan Diamonds bisa kembali normal. Yang terpenting, kata Junen, wabah PMK ini jangan sampai berdampak pada kelangsungan usaha para peternak sapi perah khususnya di Kecamatan Cigugur menjadi terpuruk.
"Kabar baiknya, dari 241 ekor sapi perah di Cigeureung yang terpapar PMK ternyata ada sekitar 70 di antaranya sudah sembuh. Artinya, dengan penanganan yang cepat dan tepat maka sapi-sapi tersebut bisa sembuh. Insya Allah wabah ini bisa segera berakhir," harapnya. (fik)
Sumber: