Gandeng Ibu-ibu Kader, RS Sumber Kasih Gelar Lomba Kreasi Mie

Gandeng Ibu-ibu Kader, RS Sumber Kasih Gelar Lomba Kreasi Mie

Direktur RS Sumber Kasih, dr Lucya Dewi Puspitasari MM meninjau peserta kreasi mie yang sedang berlomba mengolah masakannya.--

RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang pola hidup dan makanan sehat, Rumah Sakit Sumber Kasih menggelar lomba memasak kreasi mie, Kamis (30/06) kemarin.

Lomba tersebut diikuti oleh para ibu-ibu kader di wilayah sekitar Kecamatan Kejaksan, mereka sangat antusias mengikuti lomba kreasi mie itu.

Salahsatu peserta dari Kelompok kader Kelurahan Sukapura, Lita mengatakan bahwa memasak kreasi mie ini cukup menantang bagi kelompoknya, karena selama ini, mie dikenal sebagai bahan makanan yang instan dan dapat diolah cepat.

Tapi pada lomba kreasi mie ini, mereka ditantang untuk mengolah mie menjadi makanan yang enak, sehat, higienis dan mengandung gizi tinggi.

"Bikinnya sambil mikir mas, ngolah mie agar jadi makanan sehat dan menarik, ini menantang," ungkap Lita.

Dengan budget yang diberikan, lanjut Lita, timnya diberikan slot untuk belanja bahan-bahan maksimal 50 ribu.

"Belanjanya dibatas 50 ribu, itu sangat cukup mas, udah kebeli hewani nya juga, ayam. Ya untuk membuat makanan sehat, kita cara memasaknya aja higienis, kurangi MSG, dan dipaketkan dengan sayur, jadilah ini kreasi kami, Mie Goreng Terbang," kata Lita.

Sementara itu, Direktur RS Sumber Kasih, dr Lucya Dewi Puspitasari MM menerangkan, lomba kreasi memasak mie tersebut melibatkan para ibu-ibu kader yang memang sering berjumpa dengan RS Sumber Kasih dalam hal sosialisasi edukasi kesehatan.

"Kali ini, kita bertemu dengan suasana berbeda, acara kreasi mie, ini aktualisasi kreatifitas ibu-ibu, memasak itu healing buat ibu-ibu, diharapkan bisa menjadi motor pengherak dan meningkatkan kesehatan masyarakat," ungkap dr Lucya.

Lomba kreasi mie, lanjut dia, diikuti oleh 10 kelompok, dimana mereka diberikan budget maksimal 50 ribu untuk belanja bahan-bahan yang diperlukan.

Poin-poin yang menjadi penilaian, kata dr Lucya, diantaranya adalah citarasa, tampilan, kandungan gizi, dan yang menjadi poin tambahan, semakin hemat setiap kelompok berbelanja, maka nilai poinnya semakin tinggi.

"Pertama, bagaimana mie bisa memberikan citarasa, tampilan dan kandungan gizi yang baik, harga yang hemat juga jadi poin tambahan, mereka harus menunjukkan nota, maksimal 50 ribu, makin hemat makin bagus," jelas dr Lucya.

Ditambahkan dr Lucya, kedepan juga akan kembali dilaksanakan lomba-lomba kreasi masakan lainnya, dan akan melibatkan ibu-ibu kader dari wilayah yang lebih luas.

"Sekarang ada dati Kesenden, Samadikun, Sukapura, peserta banyak dan antusias, kedepan ada lomba kreasi lainnya, dan diharapkan, ibu-ibu lebih kreatif, dan bisa menjadi tambahan ekonomi keluarga," kata dr Lucya. (sep)

Sumber: