Bendahara Desa Ikut Terseret Kasus Korupsi DD, Susul Kuwu Masuk Bui

Bendahara Desa Ikut Terseret Kasus Korupsi DD, Susul Kuwu Masuk Bui

DITAHAN. Tersangka dugaan korupsi DD dan BLT Desa Tenjomaya, Kecamatan Ciledug ES, diperlihatkan sebelum dibawa ke rutan untuk dilakukan penahanan. FOTO: YOGA YUDISHTIRA/RAKYAT CIREBON --

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Cirebon, melakukan penahanan terhadap tersangka inisial ES yang diduga terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi Dana Desa (DD) tahun 2019 dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2020.

Tersangka ES merupakan Kaur Keuangan atau Bendahara Desa Tenjomaya, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Sebelumnya, terdakwa Mohamad Hasanudin yang merupakan kuwu setempat sudah disidang dengan putusan tiga tahun penjara dan tengah dilakukan banding.

Untuk tersangka ES yang diduga terlibat atas kasus yang dilakukan terdakwa Mohamad Hasanudin ini pun terancam atau didakwa maksimal hukuman 20 tahun penjara oleh pihak Kejari Kabupaten Cirebon.

Dalam jumpa pers, Kepala Kejari Kabupaten Cirebon, Hutamrin SH MH menyampaikan, proses hukum kasus tersebut awalnya telah ditetapkan P21 terlebih dahulu, untuk terdakwa Mohamad Hasanudin dan tersangka ES.

"Untuk kepastian hukum kita ajukan dulu yaitu terdakwa Mohamad Hasanudin selaku kuwu atau kepala desa," kata Hutamrin di kantor Kejari Kabupaten Cirebon, Rabu (13/7).

Ia melanjutkan, di dalam pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Bandung, di dalam putusannya, bahwa ada kerja sama yang nyata antara terdakwa Mohamad Hasanudin dan tersangka ES.

Selanjutnya, berdasarkan keputusan tersebut pihak penyidik melakukan serah-terima tahap dua. Untuk tersangka ES ini.

"Terdakwa Mohamad Hasanudin sudah diputus dengan pidana penjara selama tiga tahun, kemudian ada uang pengganti sebanyak Rp324 juta sekian dan uang denda sebesar Rp200 jutaan," paparnya.

Dalam pertimbangan putusan tersebut, jelas tergambar ada keterlibatan atau kerja sama yang nyata terhadap tersangka ES selaku kaur keuangan atau bendahara desa.

"(Yang dikorupsi, red) Dana Desa tahun 2019 dan BLT tahun 2020. Penyidiknya adalah Polresta Kabupaten Cirebon," imbuhnya.

Kasusnya, ada BLT yang tidak disalurkan kepada yang berhak, kemudian ada Dana Desa yang tidak diperuntukan sebagaimana mestinya. "Ya BLT Covid-19 di tahun 2020," ungkapnya.

Adapun total kerugian negara atas kasus korupsi ini, sebesar Rp325.142.857. Menurutnya, untuk sementara yang terlibat dalam kasus tersebut dua orang ini. Tapi pihaknya akan melihat perkembangan terakhir hasil perkembangan dari tersangka ES.

"Yang pasti, dalam perkara Mohamad Hasanudin yang telah diputus telah menyebutkan ada kerja sama antara terdakwa Mohamad Hasanudin dengan tersangka ES. Dan putusannya lengkap kita terima, walaupun sekarang dalam upaya banding. Oleh karena itu, kita mengajukan untuk ke persidangan tersangka ES ini," ucapnya.

Tersangka ES pun, kata dia, didakwa Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sama seperti yang didakwakan kepada Mohamad Hasanudin sebelum ada putusan PN. "Untuk ancaman hukumnya sama yaitu di Pasal 2 dan Pasal 3 yang kita dakwakan yakni maksimal 20 tahun," ujar Hutamrin. (yog)

Sumber: