Adu Kuat Imron-Ayu

Adu Kuat Imron-Ayu

Bupati-Wabup di Tengah Memanasnya Isu Sekda Kabupaten Cirebon. - Ilustrasi Rakyat Cirebon--

Gonjang-ganjing isu sekretaris daerah (Sekda) di Kabupaten Cirebon bergulir kencang dan makin panas. Mulai ketua Korpri, wakil rakyat, LSM hingga pemerhati pemerintahan, turun gunung. Mereka menyoroti minimnya pendaftar sampai isu putera mahkota. Bahkan lebih jauh, adanya dugaan “perang dingin” antara bupati dan wakil bupati. Siapa terkuat?

RAKYATCIREBON.ID, PERTARUNGAN terbuka antara Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg dengan Wakilnya, Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi memang tidak mereka sampaikan secara terang-terangan. Namun terlihat, keduanya nampak tak sejalan. 

Itu terlihat, dari statmen Ayu--sapaan akrab Wabup Cirebon, yang menyoroti panitia seleksi (pansel) sekda agar menjaga objektivitas. Terutama terkait rekam jejak para peserta. Harus menjadi penilaian dari setiap peserta. Menurutnya, rekam jejak itu, mulai dari pendidikan, lama bekerja, penempatan saat berdinas, dan bagaimana kinerja para peserta saat menempati jabatan. 

Objektivitas pansel itu penting. Mengingat, kandidat sekda hasil perpanjangan waktu pendaftaran, hanya ada empat nama. Ada Hilmy Riva'I, Deny Nurcahya, Iwan Ridwan Hardiawan dan Iyan Ediyana. Ada isu miring terkait dengan hanya ada empat pendaftar kandidat sekda.

Isunya, ada kekhawatiran dari eselon II. Mereka merasa sia-sia saja kalau pun mendaftar. Mengingat, Imron sudah menyiapkan strategi, mempersiapkan kandidat sekda sendiri. Dia itulah, yang disebut-sebut sebagai putra mahkota.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, Sofwan ST menilai, sebenarnya eselon II tidak perlu khawatir, dengan keberadaan putra mahkota. Toh sifatnya seleksi terbuka. Siapa pun berhak ketika sudah memenuhi syarat. Politisi Gerindra itupun mengingatkan, dengan bahasa satirnya, bahwa Ken Arok pun berhasil menduduki tahta.  

"Kalau ada isu begitu, jangan salah. Putera mahkota juga mati sama Ken Arok," katanya.

Politisi Gerindra itu pun menyayangkan. Kenapa seleksi terbuka sekda sepi pendaftar. Hanya menyarangkan empat nama. Padahal, sekda itu merupakan  puncak jabatan bagi eselon 2. Harusnya jangan sampai sepi peminat. 

"Justru yang awal-awal mendaftar, malah orang yang terbilang baru di Kabupaten Cirebon. Ini ada apa? Sangat disayangkan. Apakah takut karena ada putra mahkota? Jangan takut kalau soal itu," tegasnya. 

Tapi di samping itu, lanjut Opang--sapaan akrabnya, banyak juga kemungkinan lain. Bisa jadi, karena selama ini, sekda perannya kurang. Atau adanya tawar-tawaran mendekati hajat politik yang dianggap menjadi beban ke depan. Sehingga banyak dari eselon 2 yang telah lama berkiprah itu, tidak mau mendaftar. 

Pihaknya tidak mengetahui pasti, alasan dari sepinya peminat pendaftar sekda. Tahapannya pun tidak ia ketahui. Komisi I, bukan bagian di dalamnya. Hanya saja, ketika melihat empat nama yang sudah ditetapkan sebagai pendaftar sekda, dua di antaranya masuk kategori orang baru. 

Yakni Hilmy Riva'i dan Deny Nurcahya. Dua nama lainnya, relatif lebih lama berkiprah di Kabupaten Cirebon. Yakni Iwan Ridwan Hardiawan dan Iyan Ediyana. "Hilmy dan Deny itu orang baru di Kabupaten Cirebon. Bicara track record-nya gimana. Keduanya orang baru. Paling baru berapa tahun. Kalau mau bicara track record, ya yang sudah lama berkiprah. Bicaranya pak Iwan dan Iyan. Bisa saja Ken Aroknya itu pak Iwan," katanya. 

Sekali lagi, Opang pun menegaskan kepada para pendaftar, untuk tidak khawatir soal isu putera mahkota. Tidak perlu dirisaukan ataupun ditakuti. "Kenapa mesti takut dengan putera mahkota?" tegasnya. 

Adapun terkait kebutuhan organisasi, nanti dari hasil uji kompetensi itu, akan terlihat. Siapa yang mampu. Komisi I lanjut Opang, bukan bagian dari tim penguji. Tidak bisa memberikan penilaian. "Tapi, sekda yang dibutuhkan. Jelas dia harus mempunyai kecakapan dalam mengorganisir PNS atau ASN di Kabupaten Cirebon. Kemudian dia pun mengetahui situasi kondisi Kabupaten Cirebon," pungkasnya. 

Sumber: