Pelajaran Penting Cegah Intoleransi, NU Nonton Bareng "Sayap-sayap Patah"

Pelajaran Penting Cegah Intoleransi, NU Nonton Bareng

NONTON BARENG. Keluarga Besar NU, Ansor serta Banom NU di wilayah III nonton bersama film "Sayap-sayap Patah" di awal rilisnya, Kamis (18/8). FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP-Ansor) se-Wilayah III Cirebon, bersama keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU), serta beberapa badan otonom NU, beramai-ramai menonton film "Sayap-Sayap Patah" yang mulai dirilis di bioskop-bioskop.

Mereka pun menonton di Grage City Mall, Lemahwungkuk. Dan kegiatan nonton bareng film "Sayap-Sayap Patah" diinisiasi langsung oleh Kadensus 99 Banser, Nuruzzaman.

Sekilas mengenai film yang ditonton oleh badan otonom NU kemarin, "Sayap-sayap Patah” merupakan sebuah film yang digarap sutradara Rudi Soedjarwo.

Film yang dibintangi Nicholas Saputra yang berperan sebagai Adji, dan Ariel Tatum sebagai Nani tersebut, diangkat dari peristiwa nyata kerusuhan berdarah di Mako Brimob, Depok, pada 2018 silam.

Diceritakan, Adji dan Nani merupakan sepasang suami istri yang hidup bahagia. Kebahagiaan itu semakin lengkap ketika Nani diketahui hamil, dan seiring waktu berjalan, kandungan Nani semakin membesar.

Namun, di sisi lain, Adji sang suami tidak dapat menemani Nani setiap saat, karena pekerjaannya sebagai personel kepolisian di satuan khusus Densus 88 yang harus siaga saat dibutuhkan untuk bertugas.

Hampir setiap hari, Adji harus bertugas dan meninggalkan Nani sendirian. Padahal Nani tengah mengandung tua dan ia divonis dokter memiliki tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan keguguran.

Mereka pun sempat bertengkar, dan Nani berkeinginan pulang ke Jakarta agar kehamilannya bisa terjaga.

Film ini menceritakan cinta keluarga dan cinta tanah air. Keluarga Adji dihadapkan dengan rasa cinta pada dua keluarga. Film ini ditayangkan serentak di bioskop Indonesia pada 18 Agustus 2022 dini hari.

Ketua PC GP Ansor Kabupaten Cirebon, Akhmad Ibnu Ubaidillah mengatakan, film "Sayap-Sayap Patah" yang ditonton banyak memberikan pelajaran penting. Terlebih menjadi pengingat tentang bahayanya sikap intoleransi yang terjadi dalam perilaku beragama.

Oleh karena itu, pesan-pesan yang disampaikam film tersebut harus menjadi pelajaran akan pentingnya beragama yang baik, dengan menumbuhkan sikap-sikap toleransi dan moderat.

"Kami Ansor Banser yang menjadi benteng pemuda NU berkewajiban menyebarkan paham-paham Islam yang toleran. Film ini menyampaikan banyak pesan positif," ungkap Ibnu.

Ia pun mengapresiasi hadirnya film "Sayap-Sayap Patah", dan mengajak seluruh kader Ansor untuk menonton dan mengambil pelajaran dari film tersebut. Sehingga semua kader paham bahwa apa yang dilakukan Ansor Banser selama ini, dengan memerangi kelompok intoleran dan anti Pancasila merupakan keharusan.

Sementara itu, Ketua PC IPNU Kabupaten Cirebon, Ahmad Yusuf yang juga ikut menonton film "Sayap-Sayap Patah" menilai, film tersebut memberikan gambaran begitu beratnya tugas seorang polisi, terutama Densus 88 dalam memberantas kelompok intoleransi yang kemudian menyebarkan teror.

"Meski ditambahkan kisah human interest, namun film ini mampu membawa penonton merasakan sedihnya kehilangan suami, seorang personil Densus 88 yang tengah bertugas melawan radikalisme," tambah Yusuf. (sep)

Sumber: