MAN 1 Cirebon Ajarkan Peserta Didik Cinta Budaya Sejak Dini
SARESEHAN. MAN 1 Cirebon menggelar Sarsehan Budaya dengan narasumber HR Bambang Irianto BA, Ketua Rumah Budaya Nusantara Pasambangan Jati Cirebon, Jumat (2/9). Kegiatan ini digelar melibatkan OSIS, Ekskul Seni Budaya dan Ekskul Saung Literasi.--
CIREBON, RAKYATCIREBON.ID- MAN 1 Cirebon, Kabupaten Cirebon menyosialisasikan perlunya melestarikan seni dan budaya pada peserta didik. Tak cuma mata pelajaran, ada beberapa unsur lain penunjang pembelajaran seni dan budaya bagi peserta didik.
Wakil Kepala MAN 1 Cirebon Bidang Kesiswaan, H Muhajirin, S.Pd, M.Pd menyadari betul, MAN 1 Cirebon punya tanggung jawab moral mengajarkan seni dan budaya Cirebon pada peserta didik.
Ragam cara dilakukan. Salah satunya menggelar saresehan budaya dengan narasumber HR Bambang Irianto, BA, Ketua Rumah Budaya Nusantara Pasambangan Jati Cirebon, Jumat (2/9). Kegiatan ini melibatkan OSIS, Ekskul Seni Budaya, dan Ekskul Saung Literasi.
"Pada dasarnya MAN 1 salah satu madrasah yang selalu memberikan kesempatan siswanya mengenal budaya sebab kita ini orang Cirebon," ungkap Muhajirin, kemarin.
Menurut Muhajirin, di sekitar MAN 1 Cirebon ada pusat-pusat budaya Cirebon. Terutama wilayah Trusmi yang menjadi sentra batik kenamaan. Juga terdapat sejumlah sanggar seni.
Muhajirin berujar, mengenalkan seni dan budaya Cirebon sejak dini memantik minat para siswa melestarikan budaya asal kampung halaman mereka.
"Karena budaya itu mau tidak mau harus ada yang mewarisi. Tanpa pewaris, budaya akan mati," tambah Muhajirin.
Saresehan budaya menjadi event budaya skala kecil yang rutin dilaksanakan. Ini terintegrasi dengan mata pelajaran seni budaya serta perwujudan program kerja Ekskul Seni Budaya di MAN 1 Cirebon.
Kemudian, event budaya skala besar pun rutin dihelat bersama seluruh siswa dan guru. "Sebab mayoritas siswanya dari Cirebon, maka mau tidak mau kita harus menjaga budaya Cirebon," tambah Muhajirin.
Wakil Kepala MAN 1 Cirebon Bidang Kurikulum, Drs. Effendi Mufied mengatakan, porsi pendidikan yang berkaitan dengan seni dan budaya tak cuma dalam kelas.
"Kegiatan belajar tidak mesti di kelas. Dimanapun bisa karena diawasi pembina ekskul maupun guru mata pelajaran," jelas Effendi. (wan)
Sumber: