Harus Warisi Semangat Pahlawan Revolusi

Harus Warisi Semangat Pahlawan Revolusi

SEJARAH KELAM. Danrem 063/ SGJ, Kolonel Inf Danny Rakca memberikan arahan kepada para prajurit TNI untuk mengambil hikmah dari sejarah kelam pemberontakan G30S/PKI. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Prajurit TNI di lingkungan Korem 063/ SGJ menggelar upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober, pada Sabtu akhir pekan lalu.   

Danrem 063/ SGJ, Kolonel Inf Danny Rakca bertindak langsung sebagai inspektur upacara. Dia pun menyampaikan pesan dan arahan kepada segenap jajaran TNI terkait momentum penting dalam sejarah bangsa Indonesia tersebut.

Dalam arahannya, Danny menegaskan kembali, bahwa momentum Hari Kesaktian Pancasila tak hanya sekedar harus diperingati. Lebih dalam dari itu, Danny menekankan agar semangat para jenderal yang gugur, dan dikenang pada momentum tersebut, hendaknya dijadikan dasar untuk para prajurit TNI lebih bersemangat dalam melanjutkan tugas-tugas ke depan.

"Hari Kesaktian Pancasila ini harus mewariskan semangat untuk kita prajurit TNI," tegas Danny.

Pada kesempatan tersebut, dia juga menginstruksikan kepada seluruh Prajurit TNI beserta PNS di lingkungan Korem 063/ SGJ, agar senantiasa mengingat berbagai peristiwa yang menjadi kepingan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Tidak terkecuali sejarah yang melingkupi Hari Kesaktian Pancasila.

"Kita harus mengingat, mulai dari kejadian 1948 di Madiun, kejadian tahun 1965 di Jakarta, lalu di Jogjakarta, itu harus tetap menjadi pengetahuan yang mutlak bagi Prajurit TNI. Dan harus disosialisasikan kepada warga termasuk anak-anak prajurit dan PNS. Jangan kita kabur tentang sejarah itu," tandasnya.

Lebih lanjut, disampaikan Danny, sejarah kelam adanya pemberontakan PKI yang dilakukan pada tanggal 30 September 1965 lalu, harus menjadi kewaspadaan dini bagi prajurit dan keluarga. Sehingga ke depan, tidak terjadi lagi hal-hal yang sedemikian rupa dan menjadi sejarah kelam. Baik itu PKI, pemberontakan DI/TII, serta pemberontakan-pemberontakan lainnya.

"Segala bentuk pemberontakan adalah musuh kita. Sejarah kelam G30S/PKI harus menjadi pemahaman kita agar tidak terjadi kembali di wilayah Indonesia," ujarnya.

Maka dari itu, kata Danny, prajurit TNI harus gencar menanamkan dan menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa Pancasila adalah dasar landasan negara yang tak bisa diganggu gugat.

Selain itu, TNI harus benar-benar menjadi garda terdepan melawan kelompok serikat atau organisasi yang menentang dan memberontak terhadap Pancasila.

"Kita perlu melanjutkan nilai-nilai luhur pengorbanan para prajurit, para ulama, para Jenderal dan seluruh elemen bangsa yang telah berkorban mempertahankan Pancasila," tutur dia.

Kejadian 30 Sepember 1965 dan 1 oktober 1965 yang kemarin diperingati, juga harus menjadi momentum kesadaran dan kepedulian bersama, khususnya prajurit TNI agar meningkatkan kewaspadaan. Peristiwa yang sudah terjadi pada masa kelam juga tidak boleh menimbulkan fanatisme, atau kebencian yang berlebihan.

"Perlu kehati-hatian untuk memahami bahwa kejadian kelam tahun 1948 dan 1965, adalah benar kejadian yang nyata. Kita sepakat untuk tidak terjadi di masa yang akan datang. Mari kita semua berikrar, sesuai yang dibacakan pada setiap upacara. Bahwa kita akan tetap menjaga dan menegakkan kedaulatan negara ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," tegas Danny. (sep)

Sumber: