Media Amerika Ungkap Detik-detik Tragedi Kanjuruhan, Penonton Jatuh dan Terinjak-injak

Media Amerika Ungkap Detik-detik Tragedi Kanjuruhan, Penonton Jatuh dan Terinjak-injak

Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang--

RAKYAtCIREBON.ID, SALAH satu media Amerika Serikat mengungkap detik-detik tragedi Kanjuruhan pecah hingga menelan setidaknya 131 korban jiwa.

Koran The Washington Post mengungkap detik-detik menegangkan tersebut melalui serangkaian video yang mereka himpun dan verifikasi.

Secara keseluruhan, video-video itu menunjukkan ketegangan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10).

Sebagaimana dilansir The Washington Post, aparat menembakkan setidaknya 40 amunisi tak mematikan ke arah penonton, walau FIFA melarang tindakan tersebut.

Salah satu amunisi yang ditembakkan adalah gas air mata, yang kini menjadi sorotan karena dianggap memicu kepanikan massa dan membuat penonton berdesakan keluar dari stadion.

The Washington Post tak merinci jumlah gas air mata yang ditembakkan, tetapi kepolisian mengklaim petugas hanya meluncurkan 11 tembakan gas air mata.

Terlepas dari jumlah tersebut, tembakan gas air mata ini membuat penonton terjatuh dan terinjak-injak. Pintu stadion yang sempit juga membuat mereka sulit keluar.

Manurut Profesor Universitas Keele, Clifford Stott, yang juga melihat video itu, penyebab tragedi ini ialah campuran antara tindakan polisi dan keburukan manajemen stadion.

Berikut detik-detik tragedi Kanjuruhan yang disusun oleh The Washington Post berdasarkan video yang diverifikasi:

21.39
Wasit meniup peluit untuk menandakan berakhirnya pertandingan sepak bola antara Persebaya dan Arema. Pertandingan tersebut selesai dengan kemenangan Persebaya.

Penggemar Arema, yang dikenal sebagai Aremania, tak terima tim idola mereka kalah di kandang sendiri.

Namun, kala anggota Arema bersiap meninggalkan lokasi, beberapa penggemar turun dari tribun menuju lapangan untuk menghampiri pemain.

21.45
Ratusan penonton berhamburan di lapangan.

Sementara itu, dua menit setelah pemain Arema dibawa keluar lapangan, pasukan keamanan mulai memukul mundur dan memecah massa.

Petugas berseragam militer memukul mundur penonton ke tribun sektor 11, 12, dan 13. Mereka menendang dan memukuli para penonton dengan tongkat.

Sejumlah penonton terlihat terjatuh ketika mencoba memanjat besi pembatas untuk kembali ke tribun.

Sekitar 21.50
Pada waktu tersebut, kepolisian mulai menembakkan gas air mata dan suar. Asap mengepul ke arah tempat duduk penonton di bagian selatan stadion.

Penonton di tribun sektor 9 dan 10 mengatakan kepada The Washington Post bahwa mereka batuk-batuk dan mengalami mata berair.

Di tribun sektor 12 dan 13, para penonton mulai diselimuti bahan kimia. Para saksi mata mengaku mendengar tangisan dari tribun sektor 13.

"Gas itu panas," kata Elmiati, seorang penonton yang duduk di dekat pintu keluar 13 bersama suami dan putranya yang berusia 3 tahun.

Ia lanjut bercerita, "Mereka terus menembak ke arah tribun, tapi orang-orang di sana tak tahu apa yang terjadi. Bukan kami yang lari ke lapangan."

Ketika asap mulai menyesaki tribun sektor 12 dan 13, banyak penonton kembali melompat ke lapangan untuk kabur.

Beberapa penonton lain berupaya keluar stadion, tapi pintu tertutup. Mereka terpaksa melompat ke lapangan juga untuk mencari jalan keluar lain.

Namun, petugas malah menembakkan gas air mata lagi ke arah selatan stadion.

"Semua orang panik. Pendukung panik karena mau keluar, dan pasukan keamanan juga panik. Kedua belah pihak panik dan menjadi lingkaran setan," tutur fotografer di lokasi, Ari Bowo Sucipto.

(pwn/rds/rakcer)

Sumber: