Petani Kangkung Bangun Gua di Pemakaman

Petani Kangkung Bangun Gua di Pemakaman

KREATIF. Nuryana, petani di Desa Majasari Kecamatan Ligung menunjukkan Gua Tiang Nganjung di kompleks pemakaman desa setempat yang dibuatnya menggunakan cangkul.--

RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA - Keberadaan gua biasanya terbentuk secara alami di tanah yang cukup besar dan dalam. Namun berbeda dengan gua yang berada di Desa Majasari Kecamatan Ligung ini. Gua yang dinamakan Gua Tiang Nganjung itu berada di komplek pemakaman. Keberadaan gua ini bisa membuat siapapun yang datang merinding.

Sebab, jarak dari pemukiman ke gua tersebut bisa dibilang sangat jauh. Sehingga menimbulkan suasana sunyi dan hanya terdengar suara binatang serangga seperti jangkrik. Tidak hanya itu, gua tersebut juga persis berada di bawah puluhan makam. Keberadaan gua yang berada di komplek pemakaman, membuat area tersebut dikelilingi banyak makam.

 

Jika hendak ke lokasi tersebut, warga harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor sekitar 5 menit. Jika dikalkulasikan dengan jarak, tercatat sekitar 500 meter. Pintu masuk gua itu terlihat sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu orang. Ketika di dalam, tubuh yang tadinya hanya bisa membungkuk bisa berdiri tegak.

 

Tampaknya hal itu sengaja dibuat demikian untuk memudahkan orang yang masuk gampang bergerak. Di dalam, suasana gua juga bisa dikatakan merinding. Jika tidak dibantu pencahayaan, mata tidak bisa melihat benda apapun. Terlihat ada sebuah patung yang dibuat dengan cara dipahat. Selain itu, tak ada benda apapun di dalam gua hingga pintu keluar gua.

 

Gua itu dibangun oleh seorang warga yang juga memiliki kebun kangkung di area tersebut bernama Nuryana (50). Nuryana mengatakan, bahwa bahwa keberadaan gua yang dinamakan Gua Tiang Nganjung itu sudah ada sejak 7 tahun lalu. Dia mengaku gua tersebut dibuatnya seorang diri menggunakan cangkul.

 

Pria yang berprofesi sebagai petani kangkung itu beralasan, bahwa tujuan membuat gua tersebut ingin mengundang daya tarik masyarakat untuk datang ke komplek pemakaman tersebut.

 

“Ya itu tadi, biar orang-orang yang datang ke sini bisa lihat ada gua. Selain itu, yang belum pernah datang, jadi daya tarik orang untuk datang ke sini,” ujar Nuryana, Sabtu (5/11).

 

Bapak dua anak ini menyampaikan, bahwa selain membuat gua dia juga membuat 5 patung berwujud binatang dan sosok menyerupai orang. Diketahui, binatang yang dimaksud yaitu macan dan seorang buyut di desa setempat.

 

“Soalnya dari dulu memang tempatnya ini banyak untuk dibuat berdoa, jadi saya yang di sini sebagai petani iseng buat gua ini. Atas gua ini makam, selain itu ada patung-patung. Jadi saya buat gua ini di atasnya makam,” ujarnya.

 

Panjang gua sekitar 5 meter, lebar 1 meter dengan tinggi bervariasi dari 50 sentimeter sampai 1,5 meter yang berada di dalam goa. Masih kata dia, bahwa gua yang dibuatnya kurang lebih dua bulan itu selain dia manfaatkan jadi tempat singgah, juga kerap salat di dalam gua tersebut.

 

Menurutnya, siapapun yang masuk ke gua tersebut harus shalawat dan mengucapkan salam. “Gua ini dibuat kecil dari depan, kalau di dalam bisa berdiri. Tujuannya, biar kalau yang masuk agar membungkuk yang artinya patuh ke setiap ajaran Allah SWT,” jelas dia.

 

Keberadaan gua yang dibuatnya, membuat dia dan istrinya sempat viral. Baik Nuryana maupun istrinya, Tuti (43) disebut tinggal di gua tersebut. Padahal, gua itu hanya menjadi tempat persinggahan saat keduanya berkebun.

 

“Sebenarnya bukan tempat tinggal, tapi tempat singgah karena saya petani kangkung dan setiap hari di sini. Jadi mungkin dianggapnya saya tinggal di gua, padahal ada gubuk itu juga,” jelas dia.

 

Dijelaskannya, bahwa gua sejatinya menjadi tempat singgah. Tak jauh dari gua, terdapat bilik gubuk yang lebih sering dibuat tempat persinggahan sebenarnya. Hanya saja, kata Nuryana, baik dirinya maupun istrinya sangat nyaman saat memasuki gua tersebut.

 

“Jadi saya yang setiap hari ke sini, kalau kondisi cuacanya bagus ya paling di saung. Tapi kalau hujan besar, saya masuk gua biar lebih aman,” katanya.

Sumber: