Butuh Biaya Rp400 M untuk Revitalisasi Jaringan PDAM di Perkotaan
Sofyan Satari atau Opang--
RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Penekanan angka kebocoran, yang terus dilakukan oleh Perumda Air Minum Tirta Giri Nata (PAM-TGN) di Kota Cirebon, menjadi bagian dari upaya yang terus dilakukan guna memaksimalkan pelayanan, dan pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat di Kota Wali.
Meskipun saat ini, pihak PAM-TGN mengakui bahwa tingkat kebocoran air yang dikelolanya, sampai saat ini masih dalam kondisi, yang secara angka tergolong tinggi, jika diukur dari angka kebocoran ideal yang diperbolehkan oleh ketentuan.
Ketentuan tingkat kebocoran PDAM sendiri diatur dalam Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR nomor 20/ PRT/ M/ 2006, dimana batas tolerasi angka kebocoran maksimal 20 persen.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata (PAM-TGN) Kota Cirebon, Sofyan Satari SE MM mengungkapkan, sesuai dengan data yang ada, saat ini, tingkat kebocoran air yang dikelola PAM-TGN berhasil ditekan sampai delapan persen.
"Alhamdulillah, terakhir kami bulan Januari 2023, dari 45 persen di tahun 2022 kemarin, sudah 37 persen, berhasil ditekan 8 persen," ungkap Sofyan saat diwawancarai usai tasyakuran HUT ke-65 PAM-TGN, Jumat (24/02).
Dijelaskan Sofyan, faktor utama dari masih tingginya tingkat kebocoran di PAM-TGN, adalah dari usia pipa pada saluran perkotaan, yang saat ini sudah hampir setengah abad. Padahal, usia ideal pipa PDAM, adalah hanya sampai 25 tahun, dan setelah itu harus dilakukan peremajaan.
"Penyebabnya, usia pipa yang sudah hampir 43 tahun, padahal idealnya 25 tahun," jelas Sofyan.
Untuk menekan tingkat kebocoran yang masih tinggi tersebut, lanjut Sofyan, sebagaimana diketahui, PAM-TGN memiliki tiga program utama, atau tiga target besar.
Pertama, adalah pembangunan reservoar di Plangon, pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) dari Plangon sampai Kalitanjung, serta penataan dan revitalisasi jaringan distribusi di perkotaan.
Untuk dua program besar, yakni pembangunan reservoar dan JDU, kata Sofyan, saat ini sudah selesai dilakukan, hanya tingga satu, PR dari PAM-TGN, yakni penataan saluran distribusi di perkotaan. Namun untuk itu, PAM-TGN baru bisa melakukan secara bertahap.
"Ini bertahap, karena membutuhkan dana cukup besar, kita gunakan skala prioritas, karena anggaran yang dibutuhkan, kalau secara toral, bisa sampai 400 Miliar," kata Sofyan.
Maka dari itu, dengan segala keterbatasan yang ada, upaya maksimal terus dilakukan PAM-TGN untuk menekan angka kebocoran, dan memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan.
Di bagian hulu, PAM-TGN sudah memiliki reservoir terbesar di Asia Tenggara yang dapat menampung 9.000 meter kubik di kawasan Plangon, kemudian, pipa Jaringan Distribusi Utama 600 milimeter dari Plangon hingga Kalitanjung juga sudah disiapkan untuk mengalirkan air ke perkotaa, sehingga PR PAM-TGN saat ini, tinggal peremajaan di bagian jaringan distribusi perkotaan.
Jika upaya peremajaan saluran di perkotaan ini berjalan secara berkelanjutan, pada tahun akhir 2023 nanti, PAM-TGN menargetkan angka tingkat kebocoran air bisa ditekan hingga di bawah 30 persen. (sep)
Sumber: