Bukan Karena Wisata Kulinernya, Cirebon Kembali Disorot Karena Sampah

Bukan Karena Wisata Kulinernya, Cirebon Kembali Disorot Karena Sampah

GAGAL URUS SAMPAH. Di balik eforia 'mega clean' yang digagas Pandawara Group, aib lama Kota Cirebon justru kembali terungkap. Yakni belum berhasilnya pemerintah daerah urus sampah. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Nama Kota Cirebon kembali ramai diperbincangkan. Bukan karena wisata kulinernya yang jadi favorit pelancong. Melain karena persoalan sampah yang tak kunjung usai.

Aksi Pandawara Group melakukan bersih-bersih Pantai Kesenden akhir pekan lalu disambut positif pemerintah daerah dan masyarakat Kota Cirebon. Ribuan orang turut serta dalam aksi lingkungan tersebut.

Di balik eforia 'mega clean' yang digagas Pandawara Group, aib lama Kota Cirebon justru kembali terungkap. Yakni belum berhasilnya pemerintah daerah urus sampah.

Aktivis Lingkungan asal Cirebon, Farida Mahri menyoroti buruknya pengelolaan sampah di Kota Cirebon. Menurut Farida, hal itu menjadi bukti pemerintah daerah tak serius entaskan sampah.

Meski Pantai Kesenden telah dibersihkam, Farida pesimis kebersihan itu berlangsung lama. Sebab, persoalan sampah adalah persoalan budaya.

"Masalah sampah itu masalah budaya upaya yang dilakukan kawan-kawan membersihkan sampah itu baik. Cuma itu akan berulang kalau budaya kita terkait sampah tidak diurus," ujar Farida.

Menurut Farida, persoalan sampah tak cukup dengan sosialisasi atau ajakan tertib buang sampah. Pemerintah daerah harus mampu menciptakan sistem pemusnahan sampah yang efektif.

Keberadaan bank sampah atau daur ulang sampah organik hanya mampu menyelesaikan sampah di skup kecil. Sementara daur ulang atau pemusnahan sampah non organik butuh campur tangan pemerintah daerah.

"Untuk mengurangi penumpukan sampah harus selesai di level rumah tanggah yang organik didaur ulang. Non organik susah untuk di daur ulang butuh alat canggih," katanya.

Yang mempu mengadakan alat atau pabrik pemusnah sampah adalah pemerintah daerah karena ditopang anggaran yang cukup. "Tingkatnya pemerintah kabupaten atau kota. Jadi kalau TPS desa itu nggak menyelesaikan masalah," katanya.

Sedangkan, kata Farida, program pemusnahan sampah di Cirebon seolah dibebankan ke masyarakat melalui bank sampah dan lainnya. "Sementara inikan diserahkan ke masyarakat. Itu nggak bisa harus pemerintah harus bikin pabrik daur ulang," jelas Farida.

Menurutnya, Cirebon belum bisa bebas dari sampah jika manajemen persampahannya tidak diciptakan secara efektif. Saat ini, katanya, pengelolaan sampah di Cirebon masih jauh dari kata ideal.

"Cirebon itu jauh. Udah ada inisiatif masyarakat untuk punya bank sampah tapi setelah sampah dikumpulin kan nggak terlalu jelas sampahnya dibuang ke mana," tambahnya. (wan)

Sumber: