Peran Generasi Z Pertahankan Ketahanan Pangan
JELASKAN. Ketua REPDEM Kab. Cirebon, Suhana (kiri) saat mengisi diskusi bersama Forgit Cirebon. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Kebutuhan pangan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Meski merupakan negara agraris, Indonesia masih mengimpor hasil pertanian dari luar negeri. Ironisnya, sektor pertanian dalam negeri mulai ditinggalkan.
Disinilah peran vital Generasi Z untuk mempertahankan sektor pertanian dan ketahanan pangan. Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (RepDem) Kabupaten Cirebon, Suhana SH, menekankan pentingnya visi inklusif dalam sektor pertanian untuk menghadapi proyeksi meningkatnya kebutuhan pangan.
"Kita tak dapat menutup mata terhadap proyeksi meningkatnya kebutuhan pangan. Oleh karenanya, mari bersama-sama berusaha merumuskan cara mewujudkan visi sektor pertanian yang inklusif," ujar Suhana dalam acara Dialektika Pemuda Cirebon bersama Forum Ideologi Digital (Forgit) Minggu, 14 Juli 2024.
Penerapan pupuk organik yang ramah lingkungan dan kerjasama lintas sektor menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan. Ujungnya untuk memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan bersama.
Ketahanan pangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu negara atau wilayah untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara berkelanjutan. Ini kata dia, melibatkan aspek produksi, distribusi, akses, dan keamanan pangan.
Generasi Z, tumbuh dalam era teknologi digital, memiliki akses luas ke teknologi dan kemampuan mengadopsi inovasi baru. Mereka berkembang sangat pesat. Memiliki akses luas ke teknologi dan memiliki keterampilan dalam mengadopsi inovasi baru.
Cadul--sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Generasi Z dapat menjadi pendorong utama dalam transformasi pertanian melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi. Penggunaan sensor, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) telah membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Sensor yang terhubung secara internet dapat memberikan data real-time tentang kondisi tanah, tanaman, dan hewan ternak, sehingga memungkinkan petani mengambil keputusan yang lebih tepat waktu dan akurat.
"Pemahaman mereka tentang teknologi dan ketertarikan mereka pada inovasi dapat menjadi katalisator yang kuat untuk adopsi teknologi baru dalam pertanian," jelasnya.
"Mereka memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pertanian dan mengembangkan solusi inklusif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani," pungkasnya.
Cadul berharap Generasi Z dapat mengambil peran aktif dalam mempertahankan dan memajukan sektor pertanian demi ketahanan pangan Indonesia. (zen)
Sumber: