Mengenali dan Menghindari Toxic Positivity, 5 Tanda Fenomena Psikologi yang Tidak Sehat Ini Harus Kamu Hindari

Mengenali dan Menghindari Toxic Positivity, 5 Tanda Fenomena Psikologi yang Tidak Sehat Ini Harus Kamu Hindari

Hindari tanda-tanda Toxic Positivity berikut ini. Foto: Pinterest/rakyatcirebon.disway.id--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Dalam dunia psikologi, istilah toxic positivity merujuk pada tindakan berlebihan dan tidak efektif dalam menggeneralisasikan kebahagiaan atau optimisme di semua situasi.

Ini sering kali berarti menyangkal atau menolak semua perasaan negatif, seperti kesedihan dan ketidaknyamanan, serta berpikir dan bertindak seolah-olah harus selalu positif apa pun keadaannya.

Padahal, merasakan perasaan negatif adalah hal yang wajar dialami oleh manusia.

Berikut adalah lima tanda toxic positivity yang dapat menjadi tidak sehat, dikutip dari kanal YouTube Psych2Go.

1. Memakai Topeng atau Menyembunyikan Perasaan Sebenarnya

Seringkali, orang yang terjebak dalam toxic positivity akan memakai topeng atau menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya. Mereka berusaha agar orang lain dapat menerima atau merasa nyaman di dekat mereka.

Namun, menyembunyikan perasaan secara terus-menerus dapat menumpuk stres dan akhirnya menyebabkan ledakan emosi. Selain itu, hal ini dapat membuat seseorang menjadi tidak peka terhadap perasaan mereka sendiri dan mengakibatkan masalah kesehatan.

2. Mengesampingkan Masalah daripada Menghadapinya

Contoh lain dari toxic positivity adalah mengesampingkan masalah daripada menghadapinya. Misalnya, ketika seseorang dimarahi karena melakukan kesalahan atau terlambat, mereka mungkin memilih tetap ceria dan mengerjakan pekerjaan lain agar tidak mengingat kejadian tersebut.

Padahal, merasakan kecewa atau sedih dan melakukan introspeksi diri adalah bagian penting untuk berkembang dan memperbaiki diri.

3. Mengecilkan Pengalaman atau Perasaan Orang Lain dengan Kata-Kata Mutiara

Toxic positivity sering muncul dalam bentuk mengecilkan pengalaman atau perasaan orang lain dengan mengirimkan kata-kata mutiara bahagia. Misalnya, ketika seseorang bercerita tentang kesedihan mereka, respon yang diberikan adalah, "Sudahlah, bersikap positif saja, tidak usah mengeluh."

Kata-kata seperti ini tidak memvalidasi perasaan orang tersebut dan justru menekan emosi mereka, yang dapat memperburuk kesehatan mental.

4. Mempermalukan Orang yang Tidak Beretika Positif

Sumber: