Kerja Sama Indonesia-Mesir Diperkuat, Wakil Menteri Tawarkan Banyak Peluang Bisnis dan Investasi
PERTEMUAN. Kerja sama bilateral Indonesia-Mesir makin diperkuat. Hal itu ditandai adanya pertemuan Ketua Dewan Perdagangan Indonesia - Mesir, H Dede Muharam Lc dengan Wakil Menteri Perdagangan Mesir, Mr Yahya Alwathik Bellah di Jakarta, belum lama ini. FO--
CIREBON - Kerja sama bilateral Indonesia-Mesir makin diperkuat. Hal itu ditandai adanya pertemuan Ketua Dewan Perdagangan Indonesia - Mesir, H Dede Muharam Lc dengan Wakil Menteri Perdagangan Mesir, Mr Yahya Alwathik Bellah di Jakarta, belum lama ini.
Dalam pertemuan itu, Wakil Menteri Perdagangan Mesir, Mr Yahya mempresentasikan berbagai peluang bisnis dan investasi di Mesir. Peluang ini menjadi angin segar bagi para pengusaha di Indonesia.
Ketua Dewan Perdagangan Indonesia - Mesir, H Dede Muharam Lc mengatakan, berbagai peluang bisnis dan investasi itu antara lain kemudahan untuk ekspor berbagai produk Indonesia ke Mesir.
Serta mengajak pengusaha-pengusaha RI untuk investasi di Freezon di Mesir tuk yang minyak goreng sawit, produksi otomotif, produksi obat-obataan dan lain.
Selain peluang usaha, pemerintah Mesir juga memberlakukan pembebasan pajak masuk di Mesir dan bebas pajak untuk ekspor ke berbagai negara di dunia.
Sebab Mesir memiliki keistimewan letak strategis dan kerjasama free tax export ke puluhan negara Eropa dan USA. "Meeting tersebut bagian dari Kunjungan resmi wakil mentri perdagang Mesir ke RI yang tadi pagi jg diterima Mendag RI," kata Dede kepada Rakyat Cirebon.
Pertemuan tersebut juga didampingi oleh Pejabat Senior Mesir dan Atase Perdagangan Mesir Kedutaan Besar Mesir di Jakarta.
Sebelumnya, Dede mengatakan, kerja sama Indonesia-Mesir bakal dilakukan pada pertukaran komoditas kopi asal Indonesia dengan phospat asal Mesir.
Secara prinsipi, produk masing-masing negara bakal dibisniskan melalui sistem barter. Phospat asal Mesir yang diimpor ke Indonesia dibayar pakai kopi dan briket kelapa senilai harga phospat.
Menariknya, salah satu produsen briket kelapa ada yang dari Cirebon dan Ciamis. Sedangkan produsen kopi berasal dari Temanggung dan wilayah Sumatera.
Dijelaskan Dede, kerja sama ini merupakan progres yang positif dan membawa dampak bagi pengusaha Cirebon. Apalagi kerja sama dilakukan di bawah binaan dan pengawasan Kementerian Perdagangan.
Dede menambahkan kerja sama dengan sistem barter ini punya banyak nilai plus. Pertama, produsen asal Indonesia dapat harga jual bagus dengan nilai transaksi besar.
Kedua, dari pihak Indonesia tidak mengeluarkan devisa. Lantaran proses impor phospat dibayar pakai komoditas lain bukan dolar.
Ketiga, lanjut Dede, terjadi perluasan pasar produk-produk dalam negeri. Pasalnya, bakal dikembangkan pula potensi kerja sama untuk produk lain.
Sumber: