Kadin : Lima Dapur Siap Beroperasi Sukseskan Program MBG

Kadin : Lima Dapur Siap Beroperasi Sukseskan Program MBG

JELASKAN. PIC Program MBG Kadin Kabupaten Cirebon, Surnita Sandi Wiranata menjelaskan 5 dapur siap beroperasi sukseskan program MBG. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Cirebon mulai menunjukkan geliatnya.

Dari total target 20 dapur dalam skema Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), lima sudah masuk tahap siap beroperasi.

Dua di antaranya, di Desa Gegesik Kidul, Kecamatan Gegesik, dan Desa/Kecamatan Arjawinangun, akan mulai mendistribusikan makanan bergizi tepat di hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru, Senin, 14 Juli 2025.

“Tiga dapur lainnya masih dalam tahap penyelesaian sarana dan prasarana, target kami semuanya jalan paling lambat Agustus,” ujar Dr Surnita Sandi Wiranata SE MM, Person in Charge Program MBG Kadin Kabupaten Cirebon, Kamis (10/7/2025).

Tiga dapur tersebut masing-masing berada di Kelurahan Watubelah Kecamatan Sumber, Desa Kepuh Kecamatan Palimanan, dan Desa Grogol Kecamatan Gunungjati.

Sementara itu, 15 titik lain masih menyelesaikan proses administrasi dan penentuan lokasi, sebelum disurvei kelayakannya oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Sandi mengungkapkan, program ini mendapat suntikan dana segar dari BGN. Setiap bulannya sebesar Rp500 juta per dapur. Berbeda dengan sistem sebelumnya yang mengandalkan talangan dan klaim.

Kali ini dana langsung ditransfer di muka dan digunakan berdasarkan kebutuhan ril di lapangan.

“Setiap kepala dapur mengajukan kebutuhan operasional untuk 10 hari ke depan. Semua transaksi dilakukan melalui virtual account, jadi tidak bisa diambil sembarangan. Transparan dan aman,” tegasnya.

Dana tersebut pun tidak langsung habis. Jika ada kelebihan dari realisasi penggunaan harian yang berbasis nota pembelian, maka sisa anggaran otomatis dikembalikan.

Kang Sandi--sapaan untuknya menjelaskan setiap dapur akan melayani sekolah-sekolah dan penerima manfaat dalam radius maksimal 6 kilometer atau dengan waktu tempuh maksimal 30 menit.

Contohnya, dapur MBG di Arjawinangun diproyeksikan menyuplai hingga 3.800 porsi per hari. Itu menjangkau balita, ibu menyusui, dan pelajar dari tingkat TK hingga SMA.

Namun lebih dari sekadar distribusi makanan, dapur-dapur ini juga menjadi katalisator ekonomi lokal.

Program MBG bukan hanya soal gizi, tapi juga soal membuka peluang. Lewat dapur-dapur ini, banyak pelaku usaha kecil, mulai dari petani lokal, pedagang sayur, hingga produsen makanan olahan rumahan, ikut kecipratan rezeki.

“Ini peluang emas. Di tengah ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, dapur MBG menggerakkan kembali ekonomi masyarakat. UMKM lokal kita ajak terlibat langsung,” tutur Sandi.

Ia juga menegaskan bahwa tujuan besar program ini adalah menekan angka kemiskinan dan mengurangi stunting secara nyata.

“Kami optimis 20 dapur ini bisa direalisasikan tepat waktu. Ini bukan sekadar program makan gratis, tapi program masa depan. Kesehatan anak, kekuatan ekonomi lokal, semuanya bergerak dari dapur,” pungkasnya. (zen)

Sumber: