Hotel Terancam Bangkrut, Pekerjanya Terpaksa di PHK

Hotel Terancam Bangkrut, Pekerjanya Terpaksa di PHK

TERANCAM BANGKRUT. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cirebon, Ida Kartika menjelaskan sektor perhotelan terdampak imbas kebijakan efisiensi anggaran. FOTO : DOC/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Hotel di Kabupaten Cirebon terancam gulung tikar, pasca pemerintah pusat menerapkan kebijakan efisiensi anggaran serta beberapa aturan dari pemerintah provinsi Jawa Barat. Tingkat hunian menurun menyentuh angka kritis.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cirebon, Ida Kartika, mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung langkah efisiensi anggaran. Namun, penerapan kebijakan tersebut seharusnya melalui kajian matang. Terutama terhadap sektor yang rentan terdampak.

BACA JUGA:Manajemen Risiko Efektif dan Prudent, Kualitas Kredit BRI Semakin Membaik dengan Pencadangan Kuat

BACA JUGA:Kang Dedi Mulyadi Tersentuh, Atas Perjuangan Seorang Ayah Nafkahi 7 Anak dengan Jualan Serabi

“Larangan kegiatan study tour dan perjalanan dinas sangat memukul tingkat okupansi hotel. Akibatnya, ribuan pekerja hotel terpaksa harus dirumahkan atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),” ujar Ida, Kamis (8/5).

Ia menjelaskan, penurunan okupansi terjadi secara drastis, terutama pada hotel-hotel berbintang. Tingkat hunian saat ini disebut-sebut hanya mencapai 10 persen dari kondisi normal. Hal ini berdampak langsung pada kemampuan operasional hotel, termasuk dalam membayar gaji karyawan.

BACA JUGA:Listrik Belum Merata, Jabar Gratiskan Pemasangan Listrik untuk Warga

BACA JUGA:Atasi Kekeringan, Tiga Desa di Beber Dapat Program Pamsimas

“Dengan tingkat hunian hanya 10 persen, dari mana kami bisa menggaji karyawan? Banyak hotel kini hanya mempekerjakan staf secara harian dengan sistem upah harian, sambil mempertahankan sisa pegawai yang ada,” jelasnya.

PHRI mencatat, pengurangan tenaga kerja di sektor perhotelan Cirebon mencapai 50 persen. Ida menilai ini sebagai bukti nyata bahwa efisiensi anggaran telah memberi pukulan telak bagi para pelaku usaha hotel, bukan hanya di Cirebon, tetapi kemungkinan juga di berbagai daerah lain.

BACA JUGA:Mutasi Pejabat Utama di Polres Cirebon Kota, Semangat Baru Mengemban Tugas

BACA JUGA:AKP Otong Jubaedi Resmi Jabat Kasat Resnarkoba Polres Cirebon Kota

“Selama ini kami mengandalkan kegiatan seperti wisuda sekolah, study tour, serta acara-acara pemerintah yang diselenggarakan di hotel. Sekarang semua itu menghilang,” tambahnya.

Ida pesimistis pengusaha hotel bisa bertahan dalam kondisi seperti ini jika tak ada perubahan regulasi dalam waktu dekat. “Menunggu regulasi berubah selama enam bulan ke depan, saya rasa banyak hotel sudah angkat tangan,” pungkasnya. (zen)

Sumber: