Pemkot Kaji Beberapa Opsi Alih Profesi untuk Penggali Pasir Argasunya

Membangun destinasi wisata offroad di lokasi eks galian C menjadi salahsatu opsi yang dibahas, dan masuk di Ripparda. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--
CIREBON - Pemerintah Daerah Kota Cirebon, mulai bergerak merumuskan solusi jangka panjang untuk masyarakat di wilayah Kelurahan Argasunya, agar mereka meninggalkan aktifitas beresiko menambang pasir urugan di eks galian C.
Penutupan aktifitas galian, dilakukan oleh pemerintah sebagai langkah keselamatan, namun berimbas pada hilangnya mata pencaharian bagi warga yang masih menggantungkan hidup dari kegiatan berbahaya tersebut.
Walikota Cirebon, Effendi Edo semoat menyebutkan salahsatu opsi, yakni melibatkan koperasi-koperasi merah putih yang sudah terbentuk, agar melibatkan warga di Kelurahan Argasunya.
BACA JUGA:Institut Mahardika Kirimkan Mahasiswa Terbaiknya ke LLDIKTI
"Untuk pemilahan sampah misalnya," sebut Edo.
Solusi jangka panjang pun sedang dirumuskan oleh Pemkot, dengan semua perangkat daerah terkait, mulai dari pemberdayaan masyarakat, hingga perekonomian.
Salah satu solusi yang tengah dikaji, diakui Edo adalah program alih profesi warga terdampak sebagai pemilah sampah, khususnya sampah plastik.
BACA JUGA:Soal Solusi Galian C Argasunya, Wakil Ketua DPRD: Warga dan Pemkot Harus Saling Paham
Tak hanya koperasi yang sudah berbadan hukum, Dinas Lingkungan Hidup pun didorong untuk turun melalukan intervensi di sektor pemberdayaan masyarakat.
"Alih profesi yang kami tawarkan yaitu menjadi pemilah sampah, bukan pemulung ya. Kami ingin juga Koperasi Merah Putih menjadi motor penggerak program ini di TPS-TPS, sehingga tidak 100 persen sampah dibawa ke TPA," jelas Edo.
Opsi lain, juga sempat terlontar, bahwa Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPPARDA) mencantumkan wilayah Argasunya sebagai sasaran, dan itu bisa ikut mendorong alih profesi warga disana.
Hanya saja, Edo mengatakan untuk opsi ini, harus dipastikan dulu beberapa hal clear, agar tidak menimbulkan masalah baru.
"Untuk destinasi wisata jadi salahsatu opsi, tapi butuh kepastian lahan, milik siapa, tentang pembiayaan dan lain sebagainya. Kita juga harus bahas apa yang mau dimunculkan disana. Tapi semua sedang kita bahas, mohon bersabar," kata Edo. (sep)
Sumber: