Selamatkan BUMD, Pengamat Ekonomi: Merger!!

Pengamat Ekonomi yang juga Dosen FEB UGJ Cirebon, Dr Editya Nurdiana SE MM. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--
CIREBON - Kondisi BUMD-BUMD di Kota Cirebon yang terlihat lesu menjadi sorotan, terlebih kondisi salahsatu BUMD, yang kembang kempis menjalankan usaha, sampai harus menjaminkan SK direkturnya hanya untuk membiayai operasional perusahaan agar tetap bisa berjalan.
Pengamat Ekonomi yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGJ, Dr Editya Nurdiana SE MM melihat, itu menjadi hal yang lucu, dimana BUMD yang harusnya berjalan dengan sehat, dan bisa memberikan keuntungan untuk kas daerah, justeru malah kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri.
"Usaha milik pemerintah, secara akses harusnya lebih luas dibanding perusahaan swasta, kok malah tekor, kan lucu, harusnya lebih maju, karena secara akses lebih mudah dan cepat, punya pemerintah, ini malah nombok, kan pertanyaan besar," ungkap Editya kepada Rakyat Cirebon, Rabu (30/08).
BACA JUGA:Minta Pansel tak Cawe-cawe di Seleksi Komisi Informasi
Namun demikian, Edit pun melihat, kondisi serupa bukan hanya terjadi di Kota Cirebon, BUMD di daerah lain pun banyak yang mengalami hal yang sama, bahkan sekelas BUMN.
"Hampir di semua daerah, bahkan tingkat nasional, BUMN itu jarang yang sehat," sebut Editya.
Ia menelisik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi BUMD hingga bisa tekor seperti itu.
"Pertama, bicara BUMD, karena BUMD hanya dijadikan alat atau komoditas politik, ruang-ruangnya diisi kepentingan politik, bukan lagi pada orientasi bisnis. Siapa yang berjasa ditempatkan, makannya wakar jika tidak ada profit," ulas Editya.
BACA JUGA:Sempat Dikeluhkan Warga, Jalan Parakan - Patean Mulai Diperbaiki
Maka, kata dia, budaya-budaya seperti itu harus dihilangkan, dan untuk menyelamatkan BUMD yang sudah kadung tekor, maka kepala daerah sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM) harus ambil sikap.
Ia menyarankan, beberapa BUMD yang terindikasi sakit harus dimerger menjadi satu perusahaan daerah yang kuat, agar bisa menyumbang PAD untuk daerah.
"Untuk menyelematkannya, ya harus di merger, yang dibawahnya anak-anak BUMD," jelas Editya.
Setelah itu, maka penataan internal harus mulai dilakukan, dengan memersiapkan SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang-bidang usaha yang sedang dijalankan.
BACA JUGA:Masih Temukan Masih Banyak Illegal Connection, Ini Tindakan Tegas PDAM
"Ini ceritanya bukan lagi cerita politis, tapi cerita bisnis. Bisnis itu agamanya cuma satu, profit, bagaimanana mendapatkan profit sebanyak-banyaknya. Jangan sampai, hanya karena kepentingan politis, orang yang tidak kompeten dipaksakan mengisi itu, akhirnya BUMD berkembang tidak, mati pun tidak. Fenomena ini juga terjadi di BUMN," tutur Editya. (sep)
Sumber: