Performa Baru setelah Beroperasi 30 Tahun

Performa Baru setelah Beroperasi 30 Tahun

RAKYATCIREBON.ID –Turn Around 2022 di Kilang Balongan, Kabupaten Indramayu masih berlangsung hingga pertengahan April 2022.

Kabar baiknya, seluruh peralatan utama revitalisasi Unit Residue Catalytic Cracking (RCC) dipastikan sudah terpasang, dan dalam prosesnya dinyatakan tanpa insiden.

Pengerjaan secara ekstra itu dilakukan setelah ditandai dengan pelaksanaan Grand Safety Talk dan Apel Persiapan Pengamanan Major Turn Around tahun 2022 pada 7 Maret 2022.

Pengerjaan proyeknya tersebut untuk mengembalikan performa Unit RCC di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) VI Balongan yang sudah kurang optimal setelah beroperasi hampir 30 tahun.

Proyek yang bertujuan untuk meremajakan kembali Unit RCC ini diantaranya telah berhasil menurunkan seluruh equipment atau peralatan kritikal yang lama dan menggantikan dengan peralatan baru. Diantaranya Reaktor, Orifice Chamber, Cyclone, Riser, dan Stack.

General Manager Project Balongan, Nugroho mengatakan, proses penggantian peralatan seluruhnya berjalan aman menggunakan Giant Crane PT50 dengan mengutamakan aspek safety yang sangat ketat terhadap setiap pekerjaannya.

“Alhamdulillah Cyclone dan Head Regenerator yang merupakan bagian dari Regenerator RCC Kilang Balongan berhasil kami angkat dan diganti dengan yang baru tanpa menimbulkan insiden,” ungkapnya.

Menurutnya, kelima peralatan kritikal tersebut merupakan equipment inti Unit RCC Kilang Balongan yang memiliki peranan penting dalam menghasilkan produk bernilai tinggi. Sekaligus sebagai penghasil margin RU VI Balongan.

Salah satu peralatan kritikal yaitu Cyclone, berfungsi untuk memisahkan debu katalis dengan udara hasil pembakaran di regenerator. Sehingga katalis tidak keluar ke udara bebas.

Sedangkan Orifice Chamber berfungsi mereduksi tekanan flue gas keluaran dari regenerator sebelum menuju ke CO Boiler di Unit RCC Kilang Balongan.

“Dan Riser dengan bobot 93 ton merupakan tempat terjadinya kontak antara katalis dengan feed atau umpan reaktor untuk memulai reaksi catalytic cracking,” sebutnya.

Khusus untuk reaktor, kata Nugroho, merupakan peralatan terberat yang diganti berbobot 750,8 ton dan berfungsi sebagai tempat berlangsung reaksi catalytic cracking.

Operasionalnya untuk merekahkan rantai karbon dari feed atau umpan minyak berat bernilai jual rendah menjadi produk dengan rantai karbon lebih pendek yang mempunyai nilai lebih tinggi. Seperti Propylene, LPG, Naptha, Light Cycle Oil (LCO), dan Decant Oil.

Selain itu, kata dia, dalam pengerjaan proyek tersebut juga ada beberapa material existing yang dilakukan modifikasi. Langkah ini dilakukan agar fungsinya dapat menyesuaikan dengan equipment atau peralatan baru yang dipasang.

Sumber: