Minyak Goreng Curah Sulit Didapat
RAKYATCIREBON.ID - Kendati pemerintah berjanji distribusi minyak goreng jenis curah akan aman selama bulan Ramadhan, nyatanya pedagang di pasar tradisional kesulitan memperolehnya. Imbasnya, pedagang tidak bisa menjual minyak goreng curah lantaran ketiadaan stok. Alhasil pembeli yang datang ke pasar untuk membeli minyak curah terpaksa harus gigit jari dan pulang ke rumah dengan tangan hampa.
Selain sulitnya mendapatkan minyak curah, pengunjung pasar tradisional juga mengeluhkan melambungnya harga bahan pokok. \"Saya tadinya berniat membeli minyak goreng curah untuk kebutuhan sehari hari dan jualan gorengan di rumah. Eh sampai Pasar Kepuh, ternyata stoknya enggak ada. Akhirnya terpaksa beli minyak goreng kemasan yang harganya cukup mahal. Mau bagaimana lagi, ya akhirnya tetap beli agar saya bisa tetap jualan gorengan,\" keluh Mutiah, salah seorang pembeli di Pasar Kepuh, Selasa (5/4).
Pengunjung lainnya, Lela juga mengungkapkan hal serupa. Lela yang mengaku dari Cirendang itu sengaja datang ke pasar untuk membeli minyak goreng curah dan bahan pokok untuk kebutuhan dapurnya. Sayangnya seperti Mutiah, Lela juga terpaksa membeli minyak kemasan karena pedagang tidak menjual minyak curah. \"Sejak awal bulan Ramadhan ini kami dibuat pusing dengan kelangkaan minyak goreng curah di pasaran. Ditambah sejumlah harga kebutuhan pokok pun ikut melambung tinggi. Lengkap sudah penderitaan kami,\" tutur Lela.
Dari pengamatan Rakyat Cirebon di Pasar Kepuh, minyak goreng yang tersedia kini hanya minyak goreng kemasan dengan harga jual Rp 24.000 hingga 25.000 per liter.
\"Sekarang saya hanya jual minyak goreng kemasan, itu pun kiriman dari distributor dibatasi maksimal 5 karton saja. Kalau minyak goreng sudah seminggu lebih tidak ada kiriman,\" ujar pedagang yang mengaku bernama Sardi, pedagang kelontong di Pasar Kepuh.
Sementara, Arisman, petugas pemantau harga dari Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagperin) mengatakan, harga bahan pokok masih terbilang tinggi. Di antaranya daging sapi masih Rp 130.000 per kilogram dari harga normal Rp 120.000, daging ayam Rp 40.000 dari normal Rp 33.000 dan telur ayam Rp 26.000 dari harga normal Rp 22.000 per kilogram.
\"Kalau kenaikan harga daging dan telur ini biasa terjadi pada saat awal puasa seperti sekarang. Biasanya saat mulai pertengahan puasa akan turun lagi, dan akan naik saat akhir puasa menjelang Lebaran nanti,\" sebut Arisman.
Sedangkan untuk barang kebutuhan dapur lainnya seperti sayuran, ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di antaranya bawang putih dari Rp 26.000 menjadi Rp 28.000, cabai merah sekarang Rp 55.000 dari harga normal di kisaran Rp 35.000, cabai rawit dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 dan kol dari Rp 5.000 naik menjadi Rp 7.000.
Menurut Arisman, permasalahan yang paling banyak dikeluhkan masyarakat sekarang masih minyak goreng, terutama curah yang masih kosong di pasaran. Padahal minyak ini paling banyak dicari masyarakat karena harganya murah dan praktis terutama bagi pelaku UMKM. \"Mudah-mudahan persoalan minyak goreng ini bisa segera ada solusi, sehingga masyarakat tidak pusing lagi saat Lebaran nanti,\" ujar Arisman. (bud)
Sumber: