Antisipasi Penularan, Gedung Setda Kota Cirebon Disterilisasi
RAKYATCIREBON.ID - Covid-19 sudah mulai menyerang jantung pusat pemerintahan Kota Cirebon. Setelah Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati, menyusul dua lagi pegawai yang sehari-hari berkantor diĀ Gedung Setda, positif corona. Bahkan, satu di antara pegawai tersebut, dinyatakan meninggal.
Untuk mencegah penularan, Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh bagian lingkungan Sekretariat Daerah, termasuk gedung Balaikota, Rabu (30/6).
Kepala Pelaksana KPBD Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar mengungkapkan, penyemprotan dilakukan menindaklanjuti kondisi Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati yang terkonfirmasi positif. Karena sehari-harinya, wawali berkantor di lantai 3 gedung Setda.
\"Gedung Setda kita semprot, setelah ada info Bu Wakil terkonfirmasi positif. Kemudian juga informasi bahwa direktur RSD juga terpapar Covid, karena belum lama ini beliau rapat di gedung Setda,\" ungkap Khaerul kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Pihaknya menerjunkan delapan personel dengan peralatan lengkap untuk melakukan penyemprotan dan sterilisasi semua ruangan tanpa terkecuali. Penyemprotan di Gedung Setda dan Balaikota, kata Khaerul, merupakan bagian kecil upaya pencegahan yang dilakukan KPBD. Karena sampai saat ini, masih banyak permohonan penyemprotan yang masuk dari masyarakat, dan semua langsung ditindaklanjuti.
\"Kami sterilisasi semua ruangan, semua lantai, tidak terkecuali sarana umum dan parkir, kita sterilkan. Kami juga menyemprot di lingkungan RW, permintaan dari warga yang di lingkungannya terdapat positif Covid-19. Bagi masyarakat yang ingin penyemprotan dan masker, bisa langsung ajukan permohonan ke KPBD,\" tandas Khaerul.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi menerangkan, sterilisasi Gedung Setda dan Balaikota tidak mengganggu jalannya pelayanan dan pemerintahan.
\"Hari ini gedung setda seluruhnya disemprot disinfektan. Ini kegiatan rutin, sudah lama tidak disemprot, karena aktivitas terus berjalan,\" terang Agus.
Mengenai kondisi terkini di Sekretariat Daerah, dijelaskan Agus, selain Wakil Walikota yang memang berkantor di sana, ada dua pegawai lain yang juga terkonfirmasi positif. Bahkan salah satunya sudah dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19.
\"Di Setda ada dua orang positif, satu positif meninggal di bagian Kesra, satu lagi di bagian pemerintahan,\" ujarnya.
Merespons kondisi tersebut, Agus juga menerapkan pembatasan di sekretariat daerah. Sudah sejak lama Setda menerapkan sistem Work From Home (WFH) bagi 50 persen pegawainya secara bergantian.
Dengan kondisi saat ini, kebijakan WFH 50 persen akan ditinjau kembali, dan bahkan bukan tidak mungkin akan lebih diperketat. Untuk agenda-agenda rapat saja, saat ini tempatnya dialihkan. Di lobby lantai tiga Setda disiapkan sarana prasarana untuk setiap rapat.
\"Kesra, Pemerintahan, beberapa sudah isoman dan nunggu jadwal swab. Sekarang 50 persen WFH. Kalau hasil evaluasi satgas provinsi, di sini hanya kita yang zona risiko sedang, sedangkan sekelilingnya merah. Jadi kita akan kaji, karena beberapa ketentuan di sekitar zona merah WFH bisa sampai 25 persen. Sementara untuk rapat kita alihkan, tidak di ruangan tertutup, melainkan di lobby lantai 3,\" pungkasnya. (sep)
Sumber: