Dinas Pertanian Majalengka Jamin Tidak akan Terjadi Kelangkaan Pupuk

Dinas Pertanian Majalengka Jamin Tidak akan Terjadi Kelangkaan Pupuk

RAKYATCIREBON.ID -Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka pada musim tanam ke dua memastikan tidak akan terjadi kelangkaan pupuk seperti pada musim tanam rendeng, dengan ketersediaan kuota mencapai 37 ribu ton di Tahun 2021, meliputi pangan dan palawija.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, Iman Firmansyah mengatakan, kuota pupuk sebanyak 37 ribu ton diharapkan bisa mencukupi seluruh kebutuhan petani.

“Kami awalnya mengajukan kuota 48 ribu ton, terealisasi sebanyak 37 ribu ton, ini akan mencukupi untuk 51 ribu hektare sawah dan 5 ribuhektare palawija,“ kata Iman kepada Rakyat Cirebon, Rabu (24/3).

Menurutnya, salah satu penyebab kelangkaan pupuk pada musim tanam rendeng karena sejumlah pengecer banyak yang tidak sanggup menembus pupuk ke tingkat agen.

Dampaknya banyak petani yang mengalami kesulitan pupuk karena di agen tempatnya membeli tidak tersedia.

“Sebetulnya ketersediaan pupuk tidak bisa diselesaikan hanya oleh Perintah, tapi mitra pemerintah, produsen, distributor dan pengecer harus satu ikatan, satu kesamaan irama,” kata Iman.

Mekanisme sekarang pembelian pupuk harus dilakukan oleh pemegang kartu Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK), kartu tersebut dibuat oleh Bank Mandiri berdasarkan daftar nama yang diajukan oleh Kelompok Tani melalui Penyuluh Pertanian.

Namun pada pelaksananya ada banyak yang tidak masuk kelompok tani, dan kalau daftar nama telah diajukan banyak terjadi kekeliruan.

Sehingga nama petani tidak seluruhnya tertera di E-RDKK milik pengecer atau petani sendiri tidak memiliki kartu karena kartunya belum terbit.

“Pengecer pupuk harus menjual sesuai HET dan memegang E RDKK, jangan sampai pengecer melayani pembelian dari luar daerah apalagi melebihi HET,” ungkap Iman

Selain itu, kata dia, ada sejumlah pengecer yang tidak mampu menebus DO karena dianggap terlalu banyak, dampaknya petani kelimpungan mencari pupuk dan akhirnya pupuk dianggap langka.

Kini, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan empat BUMDes untuk memperlancar ketersediaan pupuk tersebut, diantaranya Pilangsari, Pasiipis dan Panyingkiran.

Setelah adanya keterlibatan BUMDes diharapkan di wilayah tersebut bisa teta tersedia. Sedangkan di wilayah lainnya pengadaan pupuk masih dilakukan pengecer independen atau dari masyarakat.

Iman berharap, petani tidak terlalu berlebihan menggunakan pupuk kimia dan bisa mencampur pupuk urea dengan jenis lain ZA dan Phonska agar tanaman bisa lebih baik, serta tanah bisa tetap terjaga.

Sumber: