Bawaslu: Ada 10 Pelanggaran Protokol Kesehatan yang Dilakukan Paslon

RAKYATCIREBON.ID-Kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020 sudah berlangsung selama dua hari sejak 26 September 2020. Dalam dua hari tersebut, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat ada 10 pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan pasangan calon (Paslon).
\"Ditemukan 10 kegiatan kampanye yang tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat yaitu pembatasan jumlah peserta kampanye, penggunaan masker, menjaga jarak dan fasilitas cuci tangan,\" kata anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin di Jakarta, Senin (28/9/2020).
Afif menjelaskan, daerah-daerah yang melakukan penggaran protokol kesehatan terdapat di Solok Selatan (Sumbar), Pasaman Barat (Sumbar), Mukomuko (Bengkulu), Pelalawan (Riau), dan Sungai Penuh (Jambi). Kemudian ada Lamongan (Jatim), Purbalingga (Jateng), Bantul (DIY), dan Tojo Una-Una (Sulawesi Tengah), Bungo (Jambi).
\"Selama dua hari pelaksanaan kampanye, Bawaslu juga menurunkan 6.905 Alat Peraga Kampanye (APK) yang melanggar aturan. APK itu tersebar di 26 Kabupaten/Kota,\" jelasnya.
Menurut Afif, ada 29 Kabupaten/Kota yang pelaksanaan kampanye tidak terdapat Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP). Hal itu karena perizinan kampanye yang membutuhkan waktu. \"Tim kampanye hanya memberitahukan informasi ke penyelenggara pemilihan, pasangan calon sifatnya hanya menghadiri undangan,\" ujar Arif.
Sebelumnya, pada hari pertama kampanye, tanggal 26 September 2020, Bawaslu menemukan 8 kegiatan kampanye yang melanggar ketentuan penerapan protokol kesehatan.
Pelanggaran terjadi seperti pertemuan tatap muka lebih 50 orang, tidak menjaga jarak, dan tidak menggunakan masker. Delapan daerah tersebut adalah Tanjung Jabung Barat, Sungai Penuh, Bandung, Purbalingga, Mojokerto, Dompu, Kaimana dan Medan. (*)
Sumber: