Chitra Dewi, Putri Bangsawan Keprabonan Cirebon yang Main Film

Satu tahun setelah menerima penghargaan terakhirnya, bintang yang bersinar berkat film drama populer Tiga Dara itu mengembuskan napas terakhir pada 28 Oktober 2008.
Chitra Dewi bukanlah nama aslinya. Ia terlahir dengan nama Roro Patma Dewi Tjitrohadikusumo. Dari namanya saja sudah dapat diketahui bahwa Dewi masih berdarah bangsawan.
Dewi lahir pada 26 Januari 1934 dari seorang ayah yang masih satu satu garis keturunan dengan Keprabonan Cirebon. Tidak ada satu pun di antara keluarganya yang memiliki ikatan dengan dunia perfilman Indonesia kala itu. Bahkan, menurut penuturan Dewi, keluarganya sempat memandang rendah karier bintang film.
Pada masa itu, stigma yang diterima bintang film tidak berbeda dengan apa yang diterima pemain panggung sandiwara atau anak wayang. Perempuan dianggap tidak pantas menjadikan dirinya sendiri sebagai bahan tontonan atau bahan ledekan orang banyak. Seolah tidak terpengaruh, akhirnya Dewi nekat juga menjajal profesi bintang film.
“Saya ya jadi sedih. Tetapi keadaan ini juga mendorong saya untuk membuktikan bahwa karir ini bisa dititi dengan bersih,” kata Dewi, seperti dikutip Kompas (16/12/1990).
Sejak kecil sebenarnya Dewi sudah penasaran dengan dunia film. Begitu lulus dari SMP, ia diam-diam melamar ke Perusahaan Film Nasional (Perfini) milik Usmar Ismail. Meskipun mengaku tidak memiliki pengetahuan apa-apa di bidang film, toh, nyatanya Dewi berhasil mendapatkan peran kecil di film Tamu Agung.
Sekitar tahun 1955, Usmar Ismail yang baru kembali dari California untuk belajar sinematografi sedang kepikiran membuat adaptasi film musikal berjudul Tiga Dara. Menurut Rosihan Anwar dalam Sejarah Kecil \"Petite Histoire\" Indonesia Jilid 2 (2009: 37-38), Usmar terinspirasi dari film Amerika berjudul Three Smart Girls yang ditontonnya ketika masih menjadi siswa MULO.
Sumber: