Fraksi-fraksi Kritik Urusan Wajib Pemerintah Tidak Realistis
Selasa 27-03-2018,01:05 WIB
RAKYATCIREBON.CO.ID – Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Bupati Indramayu Tahun anggaran 2017 disoroti Fraksi-fraksi DPRD Indramayu,
khususnya urusan wajib Pemda, lantaran dinilai realisasinya tidak
berbanding lurus dengan besarnya anggaran yang diberikan.
Fraksi PKS yang disampaikan oleh Ruswa menilai,
besarnya anggaran untuk sektor pendidikan nyatanya masih belum cukup untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, hal itu bisa dilihat dari prosentasi
rata-rata lama sekolah yang masih rendah, serta banyaknya sekolah SD/SMP yang
masih perlu mendapatkan bantuan rehab/renovasi bangunanya.
Dikatakan, untuk guru honorer, Fraksi PKS melihat
masih belum mendapatkan kesejahteraan yang layak, untuk menyambung hidupnya,
terpaksa bekerja sampaingan menjadi tukang ojek hingga jualan gorengan.
Ruswa juga menyoroti ancaman ledakan pengangguran
terbuka atau usia produktif, mengingat data Tahun 2016 penduduk yang tidak menamatkan
sekolah sebanyak 34,29 persen, dan lulus sekolah SD hanya 26,35 Persen,
atas data itu anggakat kerja di Indramayu masih rendah baik kualitas atau skillnya.
Sementara itu, Fraksi Golkar yang dismapaikan Ibnu Rismansyah
membeberkan, urusan kesehatan hanya mampu menyerap 87,82 Persen dari anggaran
yang dianggarkan, dihadapkan dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi (AKI-AKB), persebaran penyakit HIV dan Aids, sarana dan
prasarana kesehatan yang ada, mengapa realisasinya masih rendah. Selain itu,
pelayanan koperasi dan UKM yang hanya mampu terserap 48,04 Persen padahal
jumlah koperasi mencapai ratusan, urusan penanaman modal yang sudah sistem
Pelayanan Terpadu Satu Pntu (PTSP) hanya bisa merealisasi sebanyak 83,06
Persen, namun faktanya masih dikeluhkan karena rumit dan lamanya pelayanan.
Selain itu, Fraksi Gerindra yang dibacakan Taufik
Hadi menjelaskan, meskipun ada progres realisasi namun sangat ironi melihat
Surat Perintah Tugas untuk para guru honorer, perhatian terhadap tenaga
pendidik tersebut masih belum diperhtikan serius oleh Pemda. Angka realisasi
kesehatan sebesar 87,82 Persen dinilai masih lemahnya instansi terkait
dalam membuat program. Mengingat masih ditemukanya pelayanan kesehatan yang
sulit diakses oleh masyarakat, meskipun sudah menggunakan BPJS, masih adanya
perbedaan pelayanan bagi pasien. Masih kecilnya PAD, Fraksi Gerindra pun
mendorong Pemda Indramayu untuk memberikan Reward kepada dins penghasil
dan BUMD yang menghasilkan laba maksimal, serta memberikan Punishman
bagi instansi atau perusahaan yang tidak bisa menghasilkan laba.
Fraksi Hanura-Nasdem yang dibacakan Ahmad Fathoni
menilai, masih diperlukan pembenahan serius pada urusan-urusan penting daerah
yakni pendidikan, kesehatan, peningkatan kesejaheranaan dan infrastruktur
lainya. Hal tersebut harusnya menjadi prioritas program yang harus disekseskan
dalam realisasinya.
Ditambahkan, besarnya alokasi anggaran untuk sektor
kepemudaan dan olahraga ketimbang urusan koperasi dan UKM, menjadi sesuatu yang
perlu dicermati, terlebih komitmen Pemda Indramayu dalam mengentaskan
kemiskinan dengan melakukan penguatan ekonomi masyarakat. (yan)
Sumber: