Pemkab akan Relokasi Pasutri yang Tinggal di Gubuk Reyot

Pemkab akan Relokasi Pasutri yang Tinggal di Gubuk Reyot

\"pasutri

RAKYATCIREBON.CO.ID - Pasca muncul di media massa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon langsung kunjungi pasutri yang tinggal di gubuk reyot di desa Adi Darma Kecamatan Gunungjati.

“Saya sudah ngobrol dengan pasutri yang sudah sangat tua dan kami selaku Pemerintah Kabupaten Cirebon harus bisa menyelesaikan permasalah yang ada. Alhamdulillah, saat ini yang akan pemerintah lakukan yakni pertama cek kesehatan pasutri itu,” kata Wakil Bupati Cirebon Selly A Gantina, Rabu (30/1).

Karena tinggal ditempat yang jauh dari kata layak, pemerintah khawatir keduanya terkena sakit. Oleh karena itu rencananya pada hari itu juga Dinas Kesehatan membawa mereka ke RSUD Arjawinangun untuk menjalani tes kesehatan.

“Kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan pasangan ini, kemudian kami akan melakukan rehabilitasi serta komunikasi sebab keduanya tidak mempunyai tanda identitas warga Kabupaten Cirebon. Tapi pasutri ini punya keluarga, kuwu setempat akan berkoordinasi dengan keluarga untuk nanti direlokasi kemana. Pasalnya tidak mungkin di bawa kembali ke tenda itu,” sambungnya.

Masih disampaikan, setelah pemeriksaan kesehatan pemerintah juga harus memikirkan relokasi keduanya. Mereka berhak hidup layak seperi pasangan seusianya.

“Kami akan coba komunikasi sama keluarganya, juga memastikan tidak di terlantarkan lagi. Kasihan seusia mereka harus tinggal di gubuk,” ucap Selly.

Jika pihak keluarga atau anak tidak sanggup mengurus keduanya, maka mau tidak mau pasutri ini tinggal di panti jompo yang ada di Talun dan menjadi tanggungan pemerintah.

“Yang penting mereka tidak kembali ke tempat itu. Intinya kami upayakan agar anaknya bisa menerima keduanya dan mau mengurusnya. Jika keberatan maka pemerintah yang akan memfasilitasi untuk tinggal di panti jompo,” imbuhnya.

Sebelumnya, pasangan suami istri yang tinggal di Desa Adi Darma sangat memprihatinkan. Karena pasutri itu tinggal di bawah gubuk seadanya dan di tengah perkebunan milik orang.

Tidak banyak yang bisa dilakukan Suhud dengan istrinya selain menunggu belas kasihan orang lain. Bagaimana tidak, usia keduanya sudah sangat tua. Sehingga tidak memungkinkan jika harus bekerja. (ari/yog)

Sumber: