Takut Cuaca Buruk, Nelayan Terpaksa Tidak Melaut

Takut Cuaca Buruk, Nelayan Terpaksa Tidak Melaut

INDRAMAYU -  Kondisi cuaca ekstrim dan kencangnya tiupan angin yang menyebabkan tingginya gelombang laut, yang terjadi di kabupaten Indramayu akhir-akhir ini membuat para nelayan tidak bisa melaut, karena jika dipaksanakan pun terlalu beresiko.
\"angin
Nelayan di Indramayu berhenti melaut. dok. Rakyat Cirebon
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto membenarkan jika 1000 lebih nelayan di Kabupaten Indramayu tidak bisa melaut akibat cuaca buruk. Bagi yang tidak melaut atas kondisi tersebut pada umumnya menggunakan perahu yang berukuran kurang dari 5 GT.

\"Rawan mengalami kecelakaan, sehingga mengacam keselamatan para nelayan jika tetap memaksa untuk berlayar, dalam kondisi cuaca buruk,\" ujar Dedi.

Beberapa hari yang lalu, Sambung Dedi, ada sejumlah nelayan yang memaksakan diri untuk  berangkat kelaut, akan tetapi tidak mendapatkan hasil tangkapan laut, perahu mereka terpaksa berhenti di muara sungai karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk mencari ikan di laut.

“Sekitar 50 perahu yang berangkat dari Indramayu, tapi mereka tidak mendapatkan hasil, kalau di hitung hitung rugi di pembekalan,” ungkapnya.

Karean tidak mau mengambil resiko dengan adanya cuaca buruk yang terjadi, dikatakan Dedi, banyak dari nelayan memanfaatkan waktu tidak berlayar untuk memperbaiki alat tangkap ataupun bekerja di perahu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para nelayan itu terpaksa banting setir menjalani pekerjaan lain. Di antaranya menjadi buruh tani maupun kuli bangunan.

\"Itupun kalau ada pekerjaan, bagi yang tidak bekerja terpaksa berhutang kewarung untuk menutupi keluarganya,\" imbuhnya.

Salah seorang nelayan di Kecamatan Juntinyuat, Darim menegaskan, sejak kondisi cuaca buruk dan  gelombang tinggi terjadi, pihaknya tidak bisa mencari ikan dilaut sehingga  tidak ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dalam kondisi normal, Darim mengaku, bisa mendapatkan Rp30 hingga Rp40 ribu per hari untuk dibawa pulang, karena sudah dipotong untuk kebutuhan perbekalan selama melaut. (yan)

Sumber: