BBWS Masih Diam Soal Normalisasi Sungai

BBWS Masih Diam Soal Normalisasi Sungai

JATITUJUH - Warga Desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh menginginkan normalisasi sungai Cibuaya. Pasalnya, bukan tanpa alasan keinginan warga untuk dilakukannya normalisasi di kawasan itu, karena sungai tersebut menjadi ujung pintu air sebelum ke wilayah Indramayu.
\"warga
Pintu air desa Jatiraga Majalengka. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Kepala Desa Jatiraga, Carsidik mengatakan, kedalaman sungai tersebut sudah mulai dangkal. Sehingga jika debit air tinggi air akan meluap ke jalan bahkan tanggul kiri kanan pada sungai juga tidak ada. Akibat dangkalnya anak sungai menjadi salah satu penyebab banjir akhir-akhir ini.

Selain dampak adanya BIJB, kata dia, kondisi sungai yang sudah dangkal juga menjadi penyebab banjir yang merendam 770 hektare areal persawahan di tujuh desa wilayah kecamatan Jatitujuh. Pihaknya berharap, pemerintah segera turun tangan.

“Kami sudah memberikan tembusan kepada dinas terkait dan pihak BBWS. Namun, hingga saat ini belum ada realisasi. Padahal dari pihak BBWS sendiri sudah beberapa kali survei ke lokasi,” ujar Carsidik, Senin (27/11).

Ia menuturkan, jika kondisi air meluap seperti sekarang, pihaknya merasa serba salah. Sebab, kalau pintu air yang berada di lokasinya tidak dibuka atau dibiarkan tertutup, maka luapan air akan naik ke pemukiman warga selain merendam areal persawahan.

Begitupun sebaliknya, jika pintu air dibuka, maka dampak yang akan ditimbulkan adalah meluapnya air di kawasan desa Sumber Wetan maupun Sumber Kulon kecamatan Jatitujuh. Sebab sungai tersebut akan melewati desa sumber.

Dijelaskan Carsidik, sungai Cibuaya sendiri diperkirakan memiliki panjang sekitar 8 kilometer. Untuk wilayah Majalengka, sungai itu melewati areal persawahan di tujuh desa. Diantaranya, Desa Panyingkiran, Babajurang, Jatitujuh, Jatitengah, Jatiraga, Sumber Wetan, dan desa Sumber Kulon. “Kalau sungai ini meluap, sawah di tujuh desa terendam, seperti sekarang ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua BPD desa Jatiraga, Kasdi mengatakan, guna normalisasi Sungai Cibuaya itu, warga setempat berharap ada pengerukan kembali terhadap alur sungai tersebut yang terusannya sampai ke wilayah Indramayu.

“Mereka mengharapkan pengerukan alur sungai tersebut menyeluruh di wilayah kecamatan Jatitujuh, mulai dari muara yang mengalami pendangkalan cukup tinggi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, jika tanpa normalisasi/pengerukan sungai tersebut, maka wilayah mereka tetap akan menjadi langganan banjir jika musim penghujan. 

Sebagai dampak bencana banjir tersebut usaha pertanian di tujuh desa terdampak serta daerah sekitar Kecamatan Jatitujuh yang merupakan salah satu wilayah lumbung padi di kabupaten Majalengka menjadi tidak maksimal.

“Masih untung kalau bencana banjir saat buah padi sudah menguning, karena masih bisa panen. Tetapi kalau belum waktunya panen, maka menjadi gagal panen,” ujar Kasdi.(hsn)

Sumber: