Rabu 22-11-2017,07:00 WIB
CIREBON - Kabar duka kembali menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI). Kali ini Ahmad Jamaludin (23) warga Blok Tangsi Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon yang meninggal saat bertugas di kapal pencari ikan di luar negeri.
|
Bahrudin tunjukan foto Ahmad Jamaludin. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon |
Ahmad Jamaludin direkrut oleh PT Mitra Samudera Pasifik sebelum akhirnya diberangkatkan ke Korea Selatan, dan bekerja sebagai fisher di kapal pencari ikan.
Ayahanda almarhum, Bahrudin (56), mengatakan, anak keduanya itu tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang mematikan. Hanya saja, pernah memiliki penyakit mata minus, tapi sebelum berangakat ke Korea, sudah sembuh.
Semenjak pemberangkatan awal melaut, kata Bahrudin, anaknya belum pernah komunikasi dengan keluarga di Cirebon. Bahkan terakhir komunikasi ketika awal pemberangkatan saat mendarat di Korea Selatan.
\"Terakhir komunikasi, saat pemberangkatan dulu, waktu dari Indonesia nyampai ke Korea Selatan, setelah itu, tak pernah ada komunikasi lagi,\" katanya.
Namun pada Kamis, 28 September 2017, Bahrudin dan keluarga dikejutkan dengan kehadiran perwakilan dari PT Mitra Samudra Pasifik. Lebih mengejutkan ketika tamu itu mengabarkan jika anaknya meninggal dunia saat bekerja di laut lepas.
“Meninggal Kamis, 28 September 2017 lalu, meninggal siang hari jam 12, setelah itu jam 9 malem pihak perusahaan datang ke rumah kami,” ungkap Bahrudin, ketika ditemui Rakyat Cirebon di kediamannya, Selasa (21/11).
Bahrudin menceritakan, dari informasi yang diterimanya dari pihak perusahaan, anaknya meninggak karena sakit. Selama 12 hari Ahmad Jamaludin terbaring sakit di kapal. Tidak ikut bekerja. Hanya makan dan tidur istirahat. \"Sesak napas, bahkan sempat sakit nyampai 12 hari, selama 12 hari itu, dia ngga kerja, hanya makan tidur, makan tidur saja,\" ungkapnya.
Kini, Bahrudin hanya bisa pasrah, menunggu kedatangan jenazah anaknya yang dijadwalkan akan datang ke Indonesia rencananya pada hari ini, Rabu 22 November 2017.
Untuk urusan hak gaji maupun tunjangan yang seharusnya diterima oleh almarhum, Bahrudin mengaku sudah mengurusnya. \"Kita sudah urus semuanya untuk mengurus asuransi dan gaji,\" akunya.
Ahmad Jamaludin hanya berbekal ijazah SMA untuk bisa bekerja di Korea. Dari segi pendidikan, tidak cukup tinggi, namun almarhum pernah berpengalaman melaut selama 8 bulan ke Papua. Keinginan melaut almarhum muncul karena lingkungan di tempat tinggalnya banyak yang bekerja melaut di kapal-kapal ikan milik luar negeri.
\"Teman-temannya banyak yang melaut, tetapi sebelumnya pernah berlayar ke Papua selama 8 bulan,\" terang Yulia Rizkiyani (20) adik almarhum.
Diakui Yulia, kakanya sempat miliki keinginan untuk menikahi perempuan bercadar asal Indramayu yang kini menjadi TKW di Saudi Arabia. Bahkan sudah mengenalkan perempuannya itu kepada ibundanya lewat dunia maya.
\"Kenalan lewat facebook, terus sempet ngenalin ke ibu, katanya boleh ngga menikah dengan dengan perempuan bercadar,\" katanya.
Kini impian Ahmad Jalamudin pun musnah. Kekasih yang dimaksud belum sempat berkunjung ke rumahnya di Gebang. Namun, informasinya kekasihnya sudah pulang dari Saudi, dan akan menjenguknya ketika jenazah Ahmad Jamaludin sudah berada di Gebang. (zen)