Wacana Azis-Edi Mencuat Lagi
Senin 25-09-2017,07:00 WIB
CIREBON – Di tengah santernya wacana “perkawinan” politik petahana Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH dengan Ketua DPD Partai Nasdem, Dra Hj Eti Herawati dan kemungkinan besar rekomendasi calon walikota PDIP akan jatuh ke H Bamunas S Boediman MBA, nama Ketua DPC PDIP, Edi Suripno SIP MSi kembali dikait-kaitkan dengan petahana.
|
Nasrudin Azis (kiri) saat bersama Edi Suripno. dok. Rakyat Cirebon |
Wacana Azis-Edi sempat santer diperbincangkan belum lama ini. Seiring pergerakan politik yang makin dinamis menjelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon 2018, wacana itu meredup. Tapi belakangan kembali mengemuka. Duet Azis-Edi diprediksi akan jadi kekuatan besar.
Betapa tidak, Azis berstatus sebagai petahana, sedangkan Edi sebagai ketua DPRD Kota Cirebon. Wacana itu kembali mencuat seiring dengan kabar yang semakin meyakinkan, bahwa rekomendasi PDIP akan jatuh ke tangan Bamunas, bukan Edi. Sedangkan Azis, persis tinggal mencari kandidat calon wakilnya.
Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Demokrat, M Handarujati Kalamullah SSos, saat ditemui di kawasan Pelandakan Kelurahan Harjamukti, Minggu (24/9) kemarin. Politisi yang akrab disapa Andru itu ditanya sejumlah wartawan mengenai kemungkinan bergabungnya Partai Nasdem ke Koalisi Cirebon Maju (KCM) yang dibangun Partai Demokrat bersama PKS, PKB, Partai Gerindra dan PAN.
“Harapan saya, kalau melihat konstalasi politik terakhir, bagusnya Partai Nasdem bergabung dengan KCM. Karena bagi kami, tidak ada hal yang tidak mungkin. Termasuk misalnya Pak Azis dengan Pak Edi, sangat memungkinkan. Yang penting komunikasi politik antar pengurus partai berjalan baik,” ungkapnya.
Mengenai wacana yang santer diperbincangkan, bahwa Azis akan berpasangan Eeng Charli – sapaan akrab Eti Herawati, Andru menegaskan, sejauh ini DPP Partai Demokrat belum menerbitkan rekomendasi calon walikota dan wakil walikota. Meskipun Azis hampir pasti akan diusung sebagai calon walikota.
“Semua masih ada kemungkinan. Berkaitan rekomendasi, DPP Partai Demokrat belum mengeluarkan. Walau saya akui ada komunikasi antara Pak Enggar (Tiasto Lukita) dan Pak Hinca (Pandjaitan). Tapi DPP menyerahkan ke daerah, siapa yang dianggap pas untuk mendampingi Pak Azis,” jelasnya.
Ia menambahkan, DPC Partai Demokrat juga sudah melaporkan mengenai adanya KCM kepada DPP Partai Demokrat. Dalam menentukan siapa yang akan diusung sebagai calon wakil walikota mendampingi Azis, kata Andru, ditentukan oleh hasil survei sebagaimana disepakati di KCM.
“Kami juga sampaikan beberapa kandidat yang dibidik untuk mendampingi Pak Azis. Makanya barometernya adalah hasil survei. Jadi, misalnya apakah Pak Azis dengan Bu Eeng, Bu Fifi (Sofiah Effendi), Pak Ali Rahman maupun yang lain masih sangat memungkinkan. Kita lihat hasil surveinya,” terangnya.
Maka dari itu, Andru menyatakan, kalaupun Partai Nasdem ingin masuk KCM, maka konsekuensinya harus mengikuti aturan main yang sudah disepakati bersama. Tidak otomatis akan mengusung Azis-Eeng. Melainkan mengacu pada hasil survei tertinggi.
“Karena kita sudah menyepakati berdasarkan survei. Tidak otomatis akan dipasangkan Pak Azis dengan Bu Eeng. Lihat dulu hasil surveinya seperti apa,” kata dia.
Senada disampaikan Ketua PAC Partai Demokrat Kesambi, HP Yuliarso BAE. Mengenai koalisi, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada DPC Partai Demokrat. Pihaknya di PAC memastikan bahwa mesin partai siap digunakan untuk menghadapi Pilwalkot 2018. “Pada prinsipnya kita di PAC siap untuk memenangkan Pak Azis di Pilwalkot 2018,” kata anggota Fraksi Demokrat itu. (jri)
Sumber: