Tidak Boleh Ada Parpol yang Cemburu
Selasa 08-08-2017,04:20 WIB
MAJALENGKA - Koalisi Kebangsaan Umat yang dibentuk oleh tiga partai di Majalengka yaitu Gerindra, PAN, dan Demokrat bertujuan untuk memenangkan pilkada Majalengka 2018 mendatang.
|
Deklarasi koalisi kebangsaan umat Majalengka. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon |
Ketua DPD PAN Kabupaten Majalengka, Rona Firmansyah mengatakan, koalisi kebangsaan umat belum memunculkan nama bakal calon yang akan diusung. Sebab menurutnya yang terpenting dari koalisi tersebut adalah bagaimana memenangkan bakal calon yang mereka usung pada perhelatan pilkada nanti.
\"Kita memang sudah membentuk kesepakatan dan kesepahaman. Akan tetapi belum memunculkan nama bakal calon, yang terpenting adalah memenangkan calon yang nantinya diusung,\" ujarnya, Selasa (7/8).
Selain itu, lanjut Rona, siapapun yang akan diusung oleh Koalisi Kebangsaan Umat, partai pengusung tidak boleh ada kecemburuan. Hal tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama.
\"Misalkan ada kader salah satu partai yang dicalonkan untuk maju di Pilkada, partai lain harus legowo. Tidak boleh ada kecemburuan yang dikhawatirkan akan merusak tujuan koalisi,\" tandasnya.
Meskipun koalisi tersebut telah mencukupi kursi di DPRD untuk mengusung pasangan bakal calon, akan tetapi, kata Rona pihaknya masih terbuka barangkali ada partai di luar koalisi yang ingin bergabung.
Pihaknya masih menunggu PKB dan Golkar jikalau ingin bergabung dengan koalisi tersebut. Meskipun pihaknya menyadari kondisi dan posisi kedua partai tersebut yang sudah menyelenggarakan tahapan penyaringan dan penjaringan calon bupati maupun wakil bupati.
Seperti diketahui, Golkar dan PKB sudah menggelar tahapan penyaringan dan penjaringan bakal calon bupati dengan mengadakan konvensi.
\"Komunikasi lintas partai terus kami tempuh. Kami memahami untuk PKB dan Golkar mungkin masih menunggu hasil dari konvensi, sehingga belum memutuskan apakah akan bergabung atau tidak. Hal itu menjadi hak masing-masing partai,\" ungkapnya.
Terkait adanya salah satu logo partai politik yang ditutup pada background deklarasi, Rona mengakui akan hal itu. Pihaknya menjelaskan, memang komitmen awal koalisi tersebut dipelopori oleh Gerindra, Demokrat, PAN, dan PPP.
Namun ditengah perjalanan, PPP masih menunggu keputusan dari tingkat DPD dan DPP. \"Iya itu sengaja ditutup (logo PPP, red) karena sampai kemarin belum ada keputusan. Namun sampai saat ini kami masih berkomunikasi dan menunggu kejelasan,\" tandasnya.
Rona juga menambahkan, koalisi tersebut tidak ada kaitan dengan tingkat Jawa Barat. Artinya koalisi tersebut situasional tidak paralel dengan provinsi.
\"Koalisi ini hanya untuk Pilkada Majalengka. Tidak menyatu dengan pilihan gubernur. Koalisi ini dibentuk atas dasar kesepahaman untuk menyikapi kondisi di Majalengka,\" ujarnya.(hsn)
Sumber: