Hasil Survei Bukan Patokan Mutlak

Hasil Survei Bukan Patokan Mutlak

MAJALENGKA – Bakal Calon Bupati Majalengka Drs H M Taufan Ansyar mengatakan, hasil survei yang dirilis lembaga-lembaga survei bukan merupakan patokan mutlak. 
\"beber
Bacabup Majalengka Taufan Ansyar (pakai kacamata). dok. Rakyat Cirebon
Taufan tak ingin cepat puas, meski namanya masuk dalam kandidat caon bupati Majalengka yang elektabilitasnya mengalami peningkatan meskipun masih di bawah Dr H Karna Sobahi MMPd.

Dijelaskan Taufan, terkadang hasil dari beberapa lembaga survei sering berbeda tergantung sampel yang mereka peroleh. 

\"Hasil survei bukan sebagai patokan mutlak, hasil survei hanya sebagai pedoman saja. Saya juga sering mengatakan, kita tidak boleh merasa cepat puas,\" ujarnya ketika dikonfirmasi, Jumat (4/8).

Pengusaha suku cadang pesawat terbang ini menyebutkan, jika dirinya cepat merasa puas maka ada kecenderungan untuk lengah. 

Kelengahan tersebutlah yang menurut dia bisa menjadi sumber kekalahan dalam kontestasinya di pilkada Majalengka 2018 mendatang. \"Dalam perang apa pun, militer atau politik, kelengahan adalah sumber kekalahan,\" ungkapnya. 

Lebih lanjut Taufan menegaskan keinginannya menjadi bupatinya rakyat, dan bukan hanya di atas survei saja. Menurut dia, seberapa pun unggul di atas survei, tetapi tidak bisa dikonversi menjadi suara nyata, keunggulan tersebut tidak ada artinya. 

\"Saya tidak ingin menjadi bupati survei. Kita ingin jadi bupati rakyat. Tidak ada artinya survei tersebut kalau pada pilkada nanti tidak berjalan baik,\" tandasnya.

Senada dengan Taufan, bakal calon bupati Majalengka lainnya, Drs Ade Rachmat Ali MSi mengatakan, hasil penelitian lembaga survei yang banyak beredar saat ini bukan patokan menentukan pemenang.

\"Itu kan yang survei siapa saja yang bikin, sponsornya siapa, yang menang harus siapa. Semua survei yang ada itu tidak jadi patokan,\" tegasnya.

Selain itu, Ade juga meminta masyarakat untuk tidak menjadikan hasil survei sebagai patokan hasil akhir pilkada. Sebab menurutnya, Hasil survei tidak bisa jadi pegangan. Survei yang sebelum pilkada tidak bisa jadi pegangan akurat.  

“Masih ada waktu untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing. Semuanya masih bisa naik, yakin boleh akan tetapi survei Allah tidak akan salah,” ujarnya yakin.

Sebelumnya, lembaga survei Parameter telah merilis popularitas dan elektabilitas bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Majalengka. Dari hasil tersebut, untuk popularitas calon bupati di posisi teratas masih ditempati Dr H Karna Sobahi MMPd dengan 70,1 persen.

Diikuti H Djoko S dengan 12,3 persen, kemudian berturut-turut H Jeffry, H Eman Sudirman, Maman Imanulhaq, Drs Ade Rachmat Ali MSi serta Drs H M Taufan Ansyar dengan masing-masing 7,5 persen, 3,2 persen, 2,6 persen, 2,5 persen dan 2,0 persen.

Sedangkan untuk elektabilitas, Karna Sobahi masih unggul dengan 51,9 persen. Disusul H Djoko, H Jefry dan Taufan Ansyar. Sementara untuk elektabilitas wakil bupati, ketua DPRD Majalengka Tarsono D Mardiana menempati posisi teratas dengan 25,4 persen.(hsn)

Sumber: