BPBD Awasi Sembilan Titik Tanggul Kritis Sungai Cimanuk

BPBD Awasi Sembilan Titik Tanggul Kritis Sungai Cimanuk

INDRAMAYU - Sebanyak sembilan titik tanggul kritis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk menjadi perhatian serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu. Pasalnya, ancaman bahaya longsor dan jebolnya tanggul sangat berpotensi terjadi diluar prediksi akal manusia.
\"tanggul
Tanggul kritis sungai Cimanuk acam pemukiman warga. Foto: Apriyanto/Rakyat Cirebon
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana menjelaskan, lokasi tanggul kritis tersebut terdapat di wilayah ‎Sukagumiwang, Kertasemaya, Bangodua, Lohbener, Arahan, Sindang, Indramayu, Pasekan, dan Cantigi. Adapun kondisi kritis dan tingkat kerusakannya terpantau bervariasi. \"Semuanya ada sembilan titik,\" sebutnya, Rabu (4/7).

Disampaikan, dari sembilan titik tersebut salah satunya terbilang kondisinya paling ‎parah. Yakni berada di wilayah DAS Cimanuk Kecamatan Sukagumiwang. Meski demikian, di lokasi itu saat ini sudah dilakukan perbaikan secara swadaya dan kerja bakti bersama masyarakat. 

\"Khususdi Sukagumiwang masyarakat membuat bronjong penahan tanggul. Tapi perbaikan permanen tetap dibutuhkan supaya tidak berpotensi bahaya,\" ujarnya.

‎Penyebab kritisnya tanggul-tanggul tersebut, menurutnya diakibatkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya tingginya debit air yang menggerus badan tanggul. Hal ini dimungkinkan berkaitan dengan daya tampung Bendung Rentang yang hanya 900 meter kubik per detik. 

Sehingga apabila debitnya melebihi kapasitas luapan aliran di sungai Cimanuk di wilayah Indramayu tidak dapat dihindarkan. Parahnya lagi, kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah di sungai masih kerap terjadi.

Untuk menanggulangi segala kemungkinan buruk yang bisa sewaktu-waktu terjadi, di sembilan titik tanggul kritis tersebut pihaknya telah melakukan penanganan darurat secara swadaya bersama masyarakat. 

‎\"Kedepan kami (BPBD, red) ingin terus melibatkan masyarakat dalam memperbaiki tanggul kritis meskipun tidak permanen. Penanganan sementaranya dengan membuat turap dan bronjong,\" ujarnya. 

Sementara itu, longsornya tanggul sungai Cimanuk di desa Rambatan Kulon Blok Jambu Air Kecamatan Lohbener, dengan kedalaman sekitar tiga meter dari permukaan air juga menjadi perhatian Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Indramayu.

Komisi yang membidangi pembangunan itu segera melakukan rapat kerja internal dan melakukan peninjauan secara langsung ke lokasi amblesnya tanggul yang dekat dengan pemukiman penduduk.

Ketua Komisi IV DPRD Indramayu, H Muhaemin mengatakan, adanya tanggul yang ambles  di sungai Cimanuk  sudah berkordinasi dengan pihak terkait serta meminta agar segera diatasi.

“Kami sudah berkordinasi dengan  PSDA dan PU PR agar disampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)  termasuk ke BPBD Indramayu, walaupun hanya via telepon,” katanya.

Menurutnya, meski sungai Cimanuk merupakan kewenangan pemerintah pusat akan tetapi sebagai bentuk antisipasi karena daerah yang menjembatani komunikasi dengan pihak BBWS itu sudah diminta untuk segera di tindak lanjuti. Pihaknya pun akan melakukan upaya secara formal menindaklanjuti persoalan tersebut.

“Besok (hari ini, red) kami akan rapat komisi. Kemudian dilanjut dengan  melakukan pengecekan di lapangan untuk melihat lansung kondisi tanggul ambles tersebut,” pungkasnya.

Sebelumnya, warga desa Rambatan Kulon dibuat khawatir atas longsornya tanggul sungai Cimanuk. Kondisi yang sudah lama terjadi itu membuat warga desa setempat panik. Lantaran  kondisinya semakin parah. Bila debit air naik dipastikan tanggul akan jebol dan terjadi bajir.

Warga Desa Ramabatan Kulon, Anjani (26) mengaku, longsornya tanggul sungai Cimanuk sudah lama terjadi. Bahkan, pada Minggu kemarin kondisinya makin parah. Hal itu pula yang membuat warga Desa Ramabatan semakin dibuat panik dengan kondisi tersebut.

“Apabila debit air Cimanuk meningkat, kami menjadi panik, sebagian warga sudah ada yang bersiap-siap mengungsi,” ucapnya.

Pihaknya meminta kepada aparat pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah perbaikan secapat mungkin, dengan begitu kondisi masyarakat akan  sedikit menjadi lega. “Kami mohon agar secepatnya dilakukan perbaikan, agar tidak terjadi longsor susulan,” ungkapnya. (tar/yan)

Sumber: