Senin 13-02-2017,08:00 WIB
INDRAMAYU - Perselisihan hingga saling hujat antar kelompok masyarakat akhir-akhir ini seakan menjadi musim baru di Indonesia pada umumnya. Hal itu salah satunya ditimbulkan karena ada upaya adu domba dan provokasi suatu kepentingan.
|
Kopsa Indramayu dialog kebangsaan. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon |
Guna meningkatkan kewaspadaannya, Konsorsium Ormas Peduli Bangsa (Kopsa) mengajak berbagai elemen untuk mempersatukan bangsa.
Melalui forum dialog yang dilaksanakan, berbagai persoalan bangsa menjadi pembahasan dengan melibatkan para pejabat dan sejumlah tokoh.
Dengan konsep dialog kebangsaan dan keagamaan, kegiatannya dilaksanakan dalam rangka merekatkan kebersamaan dalam bingkai kebhinekaan.
Sekertaris Daerah Indramayu, H Ahmad Bahtiar SH mengatakan, persatuan dan kesatuan di negeri ini, khususnya di Kabupaten Indramayu menjadi hal penting yang harus dibangun dan dijaga dengan baik.
Kopsa Indramayu Ajak Jaga Kebinekaan
Karena proses pembangunan dapat berjalan apabila didukung persatuan dan kesatuan, artinya sangat penting terwujudnya kondusivitas.
\"Perbedaan itu suatu keniscayaan. Tapi persatuan dan kesatuan sangat penting agar negeri ini damai, aman, dan nyaman. Semua pihak harus berperan untuk mempersatukan bangsa,\" jelasnya.
Dicontohkannya, pada 20 tahun lalu, Indramayu sangat identik dengan tawuran, karena setiap saat selalu terjadi di lokasi berbeda. Bahkan, jalur pantura yang merupakan akses transportasi nasional sering dijadikan arena untuk tawuran.
\"Dulu, di Indramayu itu tidak aneh dengan yang namanya tawuran. Mungkin waktu yang tidak ada tawuran itu cuma saat Idul Fitri,\" ungkapnya.
Kemudian pemerintah daerah bersama para ulama berupaya melakukan upaya untuk menciptakan kondusivitas melalui langkah-langkah yang dianggap tepat.
Dan pada saat ini, masyarakat sudah tidak lagi melakukan kebiasaan buruk tersebut dengan menyerahkannya kepada aparat penegak hukum apabila ada pelanggaran hukum.
\"Mungkin bisa dilihat di arsip Polres Indramayu, tahun 1999 ke belakang Indramayu ini juara tawuran. Dan situasi kondusif yang sudah tercipta dengan baik harus bisa dijaga secara bersama-sama,\" papar dia.
Sementara Kyai Ahmad Baso yang menjadi salah satu narasumber dalam dialog tersebut menyampaikan, disadari sepenuhnya bahwa untuk menyatukan sesuatu itu dibutuhkan satu tubuh dan cinta kasih.
Seperti halnya negeri-negeri yang terpisah oleh lautan dipersatukan oleh badan berupa bumi. Sehingga keberagaman bukan menjadi perbedaan yang dapat memecahbelah persatuan maupun kesatuan.
Hal lain yang dikatakan, yakni Soekarno belajar ruh Pancasila kepada 4 kyai Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah pada malam 1 Juni 1945. Bahkan ia pun mengutarakan tentang Islam dan Arab.
\"Politik dalam perspektif Islam Nusantara, bahwa Islam itu bukan cuma Arab atau Din Arab, tetapi juga perlu pengamalan dan suaranya dari Jawi. Jadi Din Arabi Jawi itu adalah Islam dari Arab tapi dengan karakter Jawi,\" ujarnya.
Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo Basuki mengatakan, pihaknya bersama para ulama terus berupaya menciptakan situasi yang kondusif. Diantaranya untuk menurunkan angka kriminalitas termasuk narkoba, unjuk rasa, dan hal lainnya.
\"Untuk menciptakan situasi yang kondusif diperlukan peran serta masyarakat. Juga perlu adanya sinergitas antara tokoh masyarakat, ulama, dan pihak-pihak lainnya,\" terang dia.
Sedangkan Dandim 0616/Indramayu, Letkol Arh Benny Febriyanto, kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia berkat perjuangan para pahlawan, sehingga Pancasila harus dijunjung tinggi.
\"Sangat sulit untuk membedakan siapa kawan dan siapa lawan. Tapi kita semua jangan mau diadu domba, dan jangan mudah diprovokasi. Mari bersinergi, konsisten, dan terus berdoa,\" tandasnya. (tar)