Mendulang Rupiah dari Bisnis Jajanan Jadul

Mendulang Rupiah dari Bisnis Jajanan Jadul

CIREBON – Makanan mie lidi mungkin sangat popular bagi masyarakat yang lahir pada era 90-an. Makanan ringan berbahan dasar tepung dan telur itu sangat digemari terutama oleh anak-anak pada masanya.  Cita rasa yang gurih dan bentuknya yang unik membuat mie lidi menjadi  makanan favorit. Hanya saja, kini eksistensi mie lidi semakin menurun seiring banyak kuliner modern.
\"Nisfi
Nisfi Awaliyah. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon 

Atas dasar itu, Nisfi Awaliyah, perempuan kelahiran Cirebon  kembali mempopulerkan mie lidi dengan tampilan baru. Alasannya selain untuk menjaga agar tidak sampai hilang di pasaran.

“Awalnya melihat dari packaging-nya pedagang di Kuningan, yang sudah berhasil membuat mie lidi. Di Cirebon itu sudah jarang, jangan sampai punah, kembali ke masa kecil.  Karena dulu  pernah popular,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Nisfi mengaku, ide untuk membuat mie lidi terinspirasi dari masih banyaknya  permintaan mie lidi di Cirebon. Tak hanya menyajikan mie lidi rasa original, berbagai varian rasa lain pun dikembangkannya untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Mengusung brand Biting Rapuh, beberapa nama rasa mie lidi buatannya dibuat seunik mungkin untuk menarik penasaran consumer. Sebut saja rasa jagung cinta, balado asmara, pedes kangen, hingga rumput tetangga.

Tak ada yang salah memang, selagi rasa asli dari mie lidi buatannya mammpu memikat lidah penikmatnya. “Rasanya bervariasi. Ada BBQ, original, jagung cinta, balado asmara, pedes kangen, campur sari dan rumput tetangga,” ucapnya.

Di rumahnya, sekali produksi bisa menghasilkan 30 sampai 50  mie lidi dalam kemasan. Pemasarannya pun sudah melalui reseller di berbagai titik di  Cirebon. Juga menerima  pesanan melalui online.

“Pembuatannya dikerjakan sendiri di rumah. Produksi kadang 30 sampai 50 bungkus. Sesuai permintaan saja,” ungkapnya.

Menurutnya, mie lidi berbahan dasar tepung terigu, telur, tepung sagu dan soda. Setelah menjadi adonan kemudian dicetak menggunakan alat khusus, dijemur dan digoreng.

Selain renyah disantap langsung, mie berbentuk  memanjang seperti sapu lidi itu juga cocok dijadikan buah tangan untuk sanan saudara. Pasalnya, tak seperti mie lidi yang lazim dijumpai di pasaran, mie lidi Biting Rapuh dikemas semenarik mungkin.

Soal harga,  Nisfi  menjual  produk olahannya di harga Rp5 ribu untuk kemasan plastik transparan berlabel. “Sedangkan kemasan toples dengan isi lebih banyak, biasanya dijual Rp15 ribuan,” imbuhnya. (wan/mgg)

Sumber: