Klinik Pratama BNN Terkendala SDM Dokter Ahli

Klinik Pratama BNN Terkendala SDM Dokter Ahli

KESAMBI - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cirebon tidak lama lagi akan memiliki Klinik Pratama untuk fasilitas rehabilitasi para pengguna narkoba.
\"Klinik
Klinik Pratama BNN. Foto: Asep/Rakyat Cirebon

Sebuah ruangan tepat disamping kantor BNN Kota Cirebon lengkap dengan alat-alat yang dibutuhkan sudah siap untuk membuka pelayanan rehab.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi Rehabilitasi BNN Kota Cirebon, Dr Ilyas SH MH saat ditemui wartawan koran ini di kantornya, kemarin

\"BNN akan segera membuka Klinik Pratama, ini sesuai dengan kebijakan BNN Pusat, bahwasanya tahun 2017 BNN Kota Cirebon harus memiliki klinik sendiri, namun saat ini kita ada beberapa kendala,\" ungkap Dr Ilyas kepada rakcer.

Ruangan sudah siap beserta fasilitas di dalamnya, namun dikatakannya ada beberapa hal yang masih perlu diselesaikan, diantaranya menunggu perizinan dan mempersiapkan SDM yang nanti akan ditugaskan disana.

Untuk di bidang SDM, menurut aturan yang ada di BNN Pusat, idealnya di sebuah Klinik Pratama minimal harus ada dua dokter beserta tim perawatnya. Dua dokter tersebut adalah dokter psikiater dan dokter umum.

Masalah perawat, sambungnya, merupakan hal yang mudah untuk mencari seorang tenaga perawat, akan tetapi untuk seorang dokter, Ilyas menuturkan bahwa untuk mencari seorang dokter yang khusus menangani bidang narkoba sangat sulit, ditambah lagi kedepan akan menjadi dokter utama di klinik tersebut.

\"Hambatan kita, disana harus ada dokter khusus yang betul-betul bisa stenbay di klinik dan itu harus pegawai non PNS, itu memang kita akui agak sulit,\" ujarnya.

Namun jika sampai waktu yang ditentukan belum menemukan dokter yang sesuai dengan keharusan, pihak BNN terpasksa akan mengambil dokter umum yang ada meskipun memiliki jadwal praktek di tempat lain.

Ditambahkan Ilyas, adanya klinik sebesar dan selengkap apapun akan menjadi hal yang sia-sia tanpa adanya kesadaran di masyarakat.

Pasalnya, klinik tersebut nantinya akan menjadi ruang konsultasi bagi para pengguna obat-obatan dan narkotika, akan menjadi sia-sia jika mereka masih sulit untuk melakukan pelaporan karena adanya ketakutan.

\"Masyarakat itu masih takut untuk datang, karena ada yang salah mereka masih berpikiran bahwa pengguna adalah kriminal, padahal mereka itu korban. Jadi apa artinya ada klinik kalau kesadaran masyarakat tidak ada, mereka sendiri tidak mau datang untuk melakukan rehab kan percuma saja,\" kata dia. (sep)

Sumber: