Bengkulu Belajar ke Kota Cirebon

Bengkulu Belajar ke Kota Cirebon

Terkait Angka Kekerasan Anak dan Perempuan

KEJAKSAN - Dalam hal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ternyata Kota Cirebon masih dijadikan kiblat bagi daerah-daerah lain diluar pulau Jawa.
\"Rombongan
Rombongan BPP-PA Provinsi Bengkulu. Foto: Asep/Rakyat Cirebon

Terbukti, dengan adanya kunjungan dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPP-PA) Provinsi Bengkulu ke Kota Cirebon, Jumat kemarin (23/12).

Kemarin, rombongan dari Bengkulu yang didampingi langsung oleh perwakilan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) Republik Indonesia dipandu oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Cirebon mengunjungi beberapa RW yang dijadikan percontohan dengan programnya masing-masing.

Beberapa RW yang dikunjungi adalah RW 09 Kesunean Selatan di Kelurahan Kasepuhan untuk sharing tentang pengelolaan bank sampah di wilayah pesisir.

Setelah itu, rombongan menuju baperkam RW 01 Kasepuhan di Kelurahan yang sama untuk melihat praktek program kelas parenting yang digagas Puskesmas Kesunean untuk menekan angka kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon.

Selain dua RW tersebut, mereka juga diajak menyambangi Ruang Terbuka Hijau (RTH) RW 01 Karanganyar Kelurahan Kesambi untuk mempelajari sistem pengelolaan bank sampah di wilayah perkotaan danpadat penduduk.

Terakhir, rombongan mengunjungi RW 10 Gumelar Asih Kelurahan Kecapi untuk sharing terkait RW ramah anak yang sudah berjalandi Gumilar Asih tersebut.

Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Cirebon, dr Siska kepada wartawan koran ini mengungkapkan bahwa pihaknya kedatangan rombongan dari Bengkulu untuk melihat langsung pemberdayaan anak dan perempuan.

\"Saat saya berkunjung ke Bengkulu belum lama ini, disana ternyata masih banyak permasalahan kekerasan. Saat itu saya ditunjuk menjadi inspirator nasional sehingga Deputi dari KPPPA meminta kami untuk memandu rombongan agar belajar ke Kota Cirebon ini,\" ungkap dr Siska kepada rakcer.

Diakui dr Siska, untuk di Kota Cirebon ini beberapa permasalahan pemberdayaan dan kekerasan telah berhasil diselesaikan dengan program yang ada, seperti kelas parenting dan RW ramah anak.

\"Dulu juga kita saya lihat seperti di Bengkulu saat ini, tapi alhamdulillah kita sudah atasi hingga di angka nol persen, ya salahsatunya dengan adanya kelas parenting dan RW ramah anak itu,\" jelas dr Siska.

Kasubdit Partisipasi Masyarakat Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) Republik Indonesia, Dodi Muhammad Hidayat yang mendampingi rombongan menyatakan bahwa perlu ada transformasi ilmu dari program-program yang sudah berjalan di Kota Cirebon ini, untuk jadi bekal yang nantinya diimplementasikan di daerah Bengkulu.

\"Kita lihat di Kota Cirebon ini sudah ada beberapa program yang bagus dan diharapkan mereka (rombongan, red) bisa menerapkannya di Bengkulu, karena program-program disini sudah teruji ampuh menekan kekerasan,\" ungkap Dodi.

Pihak Kementrian juga dikatakannya memberikan penilaian yang bagus terhadap segala program di Kota Cirebon yang terbilang sukses menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

\"Memang kita dari kementrian melihat bahwa Kota Cirebon ini layak dijadikan destinasi untuk studi banding masalah pemberdayaan,\" sambungnya.

Sementara itu, Lurah Kesambi, Suweka merasa bangga salahsatu RW di kelurahannya, yakni RW 01 Karanganyar bisa dijadikan kiblat sebagai tujuan study banding rombongan dari BPP-PA Provinsi Bengkulu, kemarin.

Di RW kebanggaan di Kelurahan Kesambi tersebut, rombongan melakukan sharing terkait pengelolaan bank sampah di perkotaan dengan wilayah yang padat penduduk.

\"Kunjungan ini menjadi angin segar bagi kami untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pemberdayaan tentunya, dari sharing tadi kami mendapatkan ilmu baru yang tentunya harus diterapkan, karena itu hal yan baik,\" kata Suweka. (sep)

Sumber: