Disdik Pastikan SDN 1 Cirebon Girang Sudah Ajukan Permohonan RKB
PASTIKAN. Kabid SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Andri Hermansyah SH memastikan pihkanya sudah mengetahui ada permohonan RKB dari SDN 1 Cirebon Girang. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, memastikan SDN 1 Cirebon Girang Kecamatan Talun sudah mengajukan Ruang Kelas Baru (RKB). Diajukan sejak 24 Maret 2025 lalu.
Hal itu, ditegaskan Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Andri Hermansyah SH, ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (2/10).
Pengajuan RKB diproses melalui aplikasi Saseda (Sarana Prasarana Sekolah Dasar). Hanya saja, terang Andri, proses pengajuan tidak bisa langsung disetujui karena harus melalui tahapan dan verifikasi.
“Proses pengajuan ada mekanismenya. Tidak serta-merta langsung di-ACC. Kita lihat kondisi sekitarnya dulu. Kalau ada sekolah di dekatnya yang masih kosong, kita arahkan ke sana. Kalau memang tidak ada, baru kita pertimbangkan penambahan RKB,” jelasnya.
Ditambah lagi, tahun sebelumnya, SDN 1 Cirebon Girang telah menerima bantuan rehabilitasi ruang dan pembangunan jamban. Tahun ini, pengajuan pembangunan RKB kembali diajukan, namun belum spesifik menyebut jumlah kebutuhan ruang kelas baru.
“Setelah rehab selesai, kami sudah meninjau ke lokasi. Kami arahkan untuk melengkapi dokumen, termasuk status lahan, apakah sudah menjadi aset sekolah atau masih milik desa,” tambahnya.
Sebagai informasi, keterbatasan Ruang Kelas Baru (RKB) di SDN 1 Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, membuat proses belajar mengajar tidak maksimal. Pihak sekolah terpaksa menerapkan sistem belajar secara bergiliran (shift).
Lebih dari itu, menjadikan mushola sebagai ruang kelas darurat, meski tanpa dilengkapi meja dan kursi. Pasalnya, jumlah siswa di SDN 1 Cirebon Girang cukup banyak. Tidak tertampung dengan ruang kelas yang ada. Saat ini siswanya mencapai 253 orang.
Keterbatasan ruang belajar menjadi tantangan tersendiri, terutama sejak sekolah ini direlokasi dan menjadi salah satu sekolah favorit, bahkan diminati oleh warga dari luar desa.
Andri mengungkapkan bahwa secara umum, prioritas pembangunan tahun ini masih difokuskan pada rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat dan pembangunan sanitasi sekolah. Hal ini mengingat banyak bangunan sekolah yang usianya sudah lebih dari 10 tahun.
“Sekitar tahun 2010–2011 dulu memang masanya pembangunan besar-besaran, tapi saat itu belum menggunakan baja ringan. Sekarang, kami utamakan perbaikan bangunan yang sudah rusak berat,” kata Andri.
Berdasarkan data per Mei 2025, terdapat 778 ruang kelas di Kabupaten Cirebon yang masuk kategori rusak berat. Jumlah itu diperkirakan bertambah setelah pembaruan data di awal tahun mendatang. Selain itu, ada sekitar 1.000 ruang kelas yang kondisinya rusak sedang.
Secara keseluruhan, Kabupaten Cirebon memiliki 5.871 ruang kelas yang tersebar di 745 sekolah dasar. Sementara itu, kebutuhan RKB yang sudah masuk dalam pengajuan tercatat sebanyak 45 ruang, berasal dari 28 sekolah, termasuk SDN 1 Cirebon Girang.
“Mudah-mudahan bisa disetujui oleh tim anggaran. Kita lihat kelengkapan dokumen, kebutuhan ril, dan kesiapan lahan. Yang penting semua prosedur harus dilalui,” pungkasnya. (zen)
Sumber: