Hal senada disampaikan anggota Bawaslu Jawa Barat, Zaki Hilmi bahwa peran pemuda dalam Pemilu 2024 mendatang diharapkan lebih aktif untuk melakukan pengawasan. Peran pemuda lebih fleksibel dan leluasa untuk menyuarakan anti politik uang. “Peran pemuda dalam mengawasi bisa dilakukan di lingkungan terdekatnya. Seperti mencegah terjadinya praktik politik uang pada keluarga dan tetangga juga pada saudara-saudaranya. Ini penting, karena para pemuda adalah pemimpin masa depan. Masa yang akan datang akan dipimpin oleh generasi penerus saat ini,” ungkapnya. Sementara Ketua BPH Yawina Yabunas, H Sudibyo BO menyampaikan, kesuksesan pemilu merupakan pekerjaan rumah semua pihak. Bukan hanya Bawaslu, namun kalangan akademisi dan mahasiswa juga harus terlibat menyukseskan pemilu yang aman damai dan jauh dari politik uang. “Penanganan kerawanan pemilu mempunyai dua cara. Pertama antisipasi. Bagaimana cara agar pemilu berjalan dengan baik tanpa money politic atau politik uang. Kedua, Bawaslu sebagai salah satu institusi harus menyelamatkan suara rakyat. Jangan sampai ada pembiaran suara rakyat dihalangi oleh hal yang bersifat intimidasi, ancaman, dan tekanan lainnya,” ujarnya. Terpisah, Tokoh Pemuda Jawa Barat sekaligus Advokat, H Indra Sudrajat mengatakan, pihaknya merumuskan ada dua macam racun pemilu. Pertama, adalah money politic atau politik uang. Yakni kondisi masyarakat yang pragmatis menjadi alasan kenapa mau memilih harus ada uangnya. “ Kedua, adalah politik identitas. Karena yang dibangun adalah sebuah fanatisme yang menghasilkan saling hujat. Problem atau isu tersebut selalu membawa semangat perbedaan. Dalam perbedaan juga harus kita antisipasi jangan sampai terulang istilah penyebutan Cebong dan Kampret. Itu semua sudah berlalu,” ujar Indra. (hsn)
Hal senada disampaikan anggota Bawaslu Jawa Barat, Zaki Hilmi bahwa peran pemuda dalam Pemilu 2024 mendatang diharapkan lebih aktif untuk melakukan pengawasan. Peran pemuda lebih fleksibel dan leluasa untuk menyuarakan anti politik uang. “Peran pemuda dalam mengawasi bisa dilakukan di lingkungan terdekatnya. Seperti mencegah terjadinya praktik politik uang pada keluarga dan tetangga juga pada saudara-saudaranya. Ini penting, karena para pemuda adalah pemimpin masa depan. Masa yang akan datang akan dipimpin oleh generasi penerus saat ini,” ungkapnya. Sementara Ketua BPH Yawina Yabunas, H Sudibyo BO menyampaikan, kesuksesan pemilu merupakan pekerjaan rumah semua pihak. Bukan hanya Bawaslu, namun kalangan akademisi dan mahasiswa juga harus terlibat menyukseskan pemilu yang aman damai dan jauh dari politik uang. “Penanganan kerawanan pemilu mempunyai dua cara. Pertama antisipasi. Bagaimana cara agar pemilu berjalan dengan baik tanpa money politic atau politik uang. Kedua, Bawaslu sebagai salah satu institusi harus menyelamatkan suara rakyat. Jangan sampai ada pembiaran suara rakyat dihalangi oleh hal yang bersifat intimidasi, ancaman, dan tekanan lainnya,” ujarnya. Terpisah, Tokoh Pemuda Jawa Barat sekaligus Advokat, H Indra Sudrajat mengatakan, pihaknya merumuskan ada dua macam racun pemilu. Pertama, adalah money politic atau politik uang. Yakni kondisi masyarakat yang pragmatis menjadi alasan kenapa mau memilih harus ada uangnya. “ Kedua, adalah politik identitas. Karena yang dibangun adalah sebuah fanatisme yang menghasilkan saling hujat. Problem atau isu tersebut selalu membawa semangat perbedaan. Dalam perbedaan juga harus kita antisipasi jangan sampai terulang istilah penyebutan Cebong dan Kampret. Itu semua sudah berlalu,” ujar Indra. (hsn)